Tuesday 7 November 2017

Kerja Sambilan di Jerman (Part II): Kerja (Sebagian Gelap) di Sembilan Tempat yang Berbeda

Bulan-bulan pertama setelah aku keluar dari rumah Gastfamilie merupakan bulan-bulan yang sulit banget buat aku. Gak hanya dari segi keuangan, tapi juga hal-hal lainnya, termasuk mental. Emang sih lebih enak hidup sendiri, tapi yang namanya bener-bener sendiri di negeri orang dan saat itu di Trier anak-anak yang sebaya aku itu gak ada. Kalau pas Aupair sih ada tapi cuma Pasu, Clara, Indri sama Eky dan mereka langsung pindah keluar dari Trier selepas Aupair.

Selama Aupair pemasukanku kurang lebih bisa mencapai 700 € tapi setelah masa-masa Aupair selesai langsung deh pemasukanku menurun drastis karena berkurang 380 € dari uang saku Gastfamilie. Uang 320 € tiap bulan itu ga cukup untuk bayar tagihan. Bayangin aja, 230 € untuk kamar di asrama, 30 € untuk bayar internet dan 44 € untuk bayar asuransi (*dulu masih pakai asransi Privat dari Dr. Walter), totalnya jadi 304 € belum termasuk makan, bayar les, bayar ongkos Bus dll. Bukannya cukup yang ada malah nombok, untungnya aku masih ada uang di tabungan yang aku kumpulin selama Aupair dan itu cukup untuk nutupin kekurangan uang sampai aku nemu kerja tambahan.

Alhamdulillah, pertolongan dari Allah datangnya cepet dan kali itu aku dapet tiga atau empat kerja Putzen lainnya, jadi pemasukan setiap bulannya kembali stabil. Tapi kenapa harus Putzen? Karena bayaran per jamnya gede, kalau di restaurant saat itu (*2014) bayaran per jamnya sekitar 7,5 € - 8 € dan hanya bisa kerja pas akhir pekan. Jadi aku putusin mending Putzen aja bisa setiap hari kerja dan waktunya juga fleksibel terlebih kerjanya bisa dibawah tangan tapi kekurangannya yaitu aku ga ada waktu untuk istirahat!

Pagi-pagi bangun jam 6 terus Putzen dari setengah delapan sampai setengah sebelas atau jam sebelas, terus lanjut les jam 12 sampai dengan jam dua. Setelah les, aku Putzen lagi di Ferienwohnung* dan kadang baru selesai jam tujuh atau jam delapan malem. Kalau ga ada kerjaan lain aku baru bisa istirahat, itu juga ga lama karena harus belajar untuk ujian DSH* sama Test DaF*. Kalau ada yang minta aku Babysitting biasanya aku baru nyampe ke asrama jam setengah 12 malem, langsung belajar sampai aku gak sanggup lagi, biasanya sekitar jam 3 atau jam 4 pagi, tidur sebentar terus pagi-paginya harus udah bangun karena setengah delapan harus mulai Putzen lagi. 


Nelly, salah satu anak keluarga dimana aku Putzen.
Kadang-kadang aku diminta untuk babysitten Nelly dan kakaknya, Fina.

Lily, salah satu anak keluarga dimana aku Putzen.
Foto ini diambil saat aku babysitten Lily.
 

Pernah selama satu bulan aku kerja di toko Asia, kerjanya beres-beresin barang, rapiin barang di rak, ngelap-ngelap debu, jadi kasir dan lain sebagainya, tapi aku cuma tahan kerja disini satu bulan. Aku sakit waktu itu, ga tau sakit apa yang pasti aku kalau harus jongkok dan bungkukin badan itu gak bisa. Buat jalan kayak biasa juga itu kesulitan kalau gak megang ke tembok. Aku kali itu gak pergi ke dokter karena takut harus istirahat total, jadinya aku cuma baringan di kamar dan biasanya kalau aku baringan dua sampai tiga jam setelahnya aku bisa jalan lagi kayak biasa dan kesempatan kayak gini ini aku pakai lagi buat Putzen, walaupun setelahnya aku harus baringan terus. Aku sakit kayak gitu kurang lebih hampir dua bulan dan lumayan ngehambat pemasukan karena dalam sehari aku cuma bisa kerja ga lebih dari enam jam. 

Cuma sebulan aku kerja di toko Asia dan setelah itu aku minta izin untuk keluar. Pemiliknya gak nahan aku untuk keluar karena dia pernah liat aku pucat pasi dan hampir gak sadarkan diri di tokonya, sampai-sampai ada pembeli orang Malaysia yang beliin aku air sari kelapa buat aku minum 😀. Sesekali waktu aku Babysitting Marlene dan Julian di rumah Gastfamilie (FYI, Gastfamilie aku alias Babeh gak tinggal lagi di Schweich. Dia pindah ke Trier semenjak aku keluar dari rumah mereka).

Belum cukup sampai situ kegilaan aku, aku akhirnya nyoba untuk kerja di KFC dan KFC ini adanya di Saarbrücken pinggiran, jadi dari Trier ke KFC aku harus menghabiskan waktu 1,5 jam one way dan 3 jam kalau bolak balik. Kalau kerjanya sampai malem, aku berusaha untuk ngejar kereta jam 23.24 dari Saarbrücken dan sampai di Trier jam 00.32. Kalau kemaleman dan aku ketinggalan kereta, terpaksa aku harus nginep dirumah salah satu teman di Saarbrücken dan pakai kereta pagi ke Trier karena setengah delapan udah langsung Putzen lagi. 

Sebenernya pas tahun 2014 aku kerja Putzen udah ga gelap lagi di satu keluarga walaupun yang lainnya masih tetep gelap statusnya, tapi pas aku kerja di KFC sayangnya aku harus kerja gelap lagi karena jatah kerja yang bisa didaftarin ke departemen tenaga kerja itu cuma 450 € dan semua jatahnya dipake sama KFC.

Di postingan selanjutnya aku bakal jelasin tentang seputaran jatah kerja 450 € buat Student, tunggu kelanjutannya ya. Makasih udah baca :)


Keterangan:

- Ferienwohnung: Wohnung yang disewakan untuk liburan, biasanya penyewaan jangka pendek.

- DSH: Deutsche Sprachprüfung für den Hochschulzugang, bagi yang mau lanjut kuliah Bachelor dalam bahasa Jerman (sebelumnya udah pernah kuliah dan ga harus Studienkolleg) atau kuliah Master harus ambil tes ini dulu kalau mau masuk Universitas. Nilai kelulusannya yaitu minimal DSH 2 dan yang tertinggi DSH 3.

- Test DaF: Test Deutsch als Fremdsprache, sama fungsinya seperti DSH tapi beda dalam segi komposisi soal dan format penilaian. Dalam Test DaF gak ada soal Grammatik seperti yang ada di DSH. Nilai kelulusannya TDN 4 dan yang tertinggi TDN 5 dari setiap materi yang diujiankan.

No comments:

Post a Comment

Kerja Sambilan di Jerman (Part II): Kerja (Sebagian Gelap) di Sembilan Tempat yang Berbeda

Bulan-bulan pertama setelah aku keluar dari rumah Gastfamilie  merupakan bulan-bulan yang sulit banget buat aku. Gak hanya dari segi keuanga...