Saturday 20 June 2015

Trip: Silvester 2012 di Berlin

Tahun baru atau Silvester pertama gw di Jerman gw lalui di Berlin. Sebenernya ini tahun baruan pertama dalam hidup gw karena sebelum-sebelumnya gw selalu melewati tahun baru di rumah aja. Awalnya tahun baru saat itu mau gw lalui di rumah juga bareng temen-temen karena saat itu ada Ara, Hanna dan Shohwah lagi main ke rumah, cuma mendadak Ade ngabarin kalau dia mau ke Berlin dan Ara secara spontan bilang "Kenapa ga ikut aja kita tahun baruan disana?".

Secara tahun baru 2012 jatuh di awal minggu, otomatis gw langsung jawab ga karena gw pasti harus gawe. Ara maksa banget gw buat ngomong ke Babeh dan akhirnya gw beranikan untuk ngomong dan Babeh bilang gw boleh ke Berlin, yaaaaiiiyyyyy..

Kami (Ara, Hanna, Shohwah dan gw) berangkat hari minggu pagi pake kereta jam 07.00 menuju ke arah Neustadt (Weinstraße) buat jemput Ade, dari situ kami lalu menuju Mainz buat nganterin Hanna pulang karena dia belum bilang GF nya kalau dia mau ikut tahun baruan. Cuma lagi-lagi kami paksa dia buat tanya dan akhirnya dia jadi ikut, yeesss, artinya harga tiket jadi murah. Saat itu kami pake tiket Schönes Wochenende Ticket seharga € 40 yang bisa dipakai untuk lima orang, jadi € 40 itu kami bagi berlima dan per orangnya bayar € 8. Karena SW tiket cuma bisa dipakai di kereta lambat, perjalanan kami ke Berlin cukup makan waktu. Dimulai dari jam 07.00 sampai-sampai di Berlin jam 20.00 an kurang lebih. Kondisi perjalanan saat itu juga bener-bener padat, banyak orang yang mau ke Berlin untuk tahun baruan juga sehingga kami ga bisa dapet tempat duduk, akhirnya kami selonjoran di lantai kereta dan maen permainan adu jempol dan sukses diliatin penumpang kereta yang lain yang tertarik dengan apa yang kami mainkan.

Adu jempol
Sesampainya di Berlin Hbf kami nunggu Rini karena saat itu kami mau nginap di tempatnya dia. Buat ngehemat biaya hotel biasanya sebelum berangkat kami post di grup barangkali ada orang Indonesia yang tinggal di kota tersebut dan bersedia untuk kami repotkan hehehe.

Sampai di rumah Rini kami langsung siap-siap untuk tidur karena besok paginya harus keluar untuk jalan-jalan. Waktu itu kami beli Tageskarte Berlin dengan harga € 7,xx yang Rini bilang harus kami stempel di mesin validasi sebelum kami naik kereta.

Di Depan Berlin Hauptbahnhof


Ki-Ka: Shohwah, Ade, Ara, Gw
 
Ki-Ka: Hanna, Shohwah, Gw, Ade

Di depan Bundestag

Brandenburger Tor


Europa Center yang melegenda, kirain apaan, ternyata mall doang -_-

Hari itu kami seharian jalan-jalan di Berlin, foto depan Brandenburger Tor dan kami juga membiarkan Passport kami distempel disana pakai stempel macem-macem mulai dari jamannya DDR dulu, nur zum Spaß, tapi ngestempel gini kalau ga salah bayar 2 Euro, terus kami juga selanjutnya ke Check Point Charlie, Potsdam, ke gedung Bundestag walaupun cuma nampang di depannya doang ahahaha dan tempat lainnya di Berlin. Sebelum jam 20.00 kami sudah mulai masuk arena sekitar Brandenburger Tor, rencananya kami mau merangsek sampe ke depan panggung gede. Penjagaannya ketat banget lah, tas kami diperiksa dengan sedetail-detailnya, setelah beres periksa kami boleh masuk. Polisi udah banyak berjejer disitu, karena kami badannya kecil-kecil, jadi kami bikin barikade gitu, saling gandengan tangan supaya nggak hilang di tengah-tengah lautan manusia. Kami yang kecil-kecil ini berhasil maju ke dekat panggung besar sampai akhirnya keluarlah PSY dengan Gangnam Style nya yang alhasil membuat manusia yang mungkin jumlahnya ribuan itu serempak joget Gangnam Style. Kami agak kelimpungan disini karena secara otomatis kami yang udah ada di depan ketarik lagi kebelakang. Setelah kami sampai depan panggung, ternyata rasanya melelahkan, jadinya kami cuma selonjoran, kedinginan, kelelahan, ngantuk tapi pengen nonton pesta kembang api.


Tiga manusia yang tiba-tiba ikut nimbrung waktu Hanna, Ade dan gw lagi mau foto

Ternyata kembang apinya gede banget, langit tiba-tiba jadi terang dengan cahaya warna-warni, baguuussss banget. Setelah pesta kembang api selesai, kami perlahan ninggalin venue menuju Berlin Hauptbahnhof tapi karena kami belum ke Alexanderplatz dan juga belum ke Weltuhr, akhirnya kami memutuskan untuk kesana, jalan kaki. Pilihan yang sangat salah, karena keliatannya aja itu Fernsehturm deket, ternyata jauh maaaakkkkkk. Pulangnya kami pakai tiket Quer-Durch-Land untuk berempat, yang harga tiket per orangnya 42 Euro dan setiap penumpang selanjutnya 4 Euro jadi itungannya per orang bayar 13,5 Euro. Beruntung kami dapet kereta yang nggak banyak pindahnya, jadi sepanjang jalan kami tidur dengan nyenyak dan nggak sadar kalau tukang kontrol tiket udah nyamperin sampai 3x tapi nggak ada satu di antara kami yang bangun ahahahaha...

Thursday 4 June 2015

Resep: In the Kitchen, Masak 3x Sehari Kayak Minum Obat :p

Minggu kemaren pas akhir pekan gw minep di rumahnya Ima, dari hari Sabtu udah diniatin banget kalau besoknya gw akan bangun siang karena hari itu perut gw lagi ga bersahabat setelah sebelumnya diisi nasi, mungkin karena udah lama ga makan nasi jadi sekalinya makan nasi perut langsung kram dan itu sakit banget :(

Sialnya gw jam 7 udah bangun, mata ga bisa diajak kompromi buat tidur lagi bahkan cuma merem-merem ayam pun ga bisa. Mau ngajak ngobrol Ima juga ga bisa secara dia masih aja tidur sambil mangap di sebelah gw, cuma si bocah, Ilyas, yang saat itu udah bangun dan dia juga ga bisa gw ajak main karena lagi anteng banget nonton Mickey Mouse Wunderhaus di laptop. Setengah merem gw turun sampe dapur, Gastmutter Ima hari itu kerja dari jam 6 pagi jadi gw bebas keluyuran di dapur tanpa degdegan harus basa-basi di pagi hari. Mata gw celingukan ngeliat apa yang bisa diolah buat dijadiin sarapan, akhirnya mata gw nangkep toast yang masa kadaluarsanya besok, sayang kalau dibuang. Terus tangan gw buka kulkas, nemu telor sama keju parut sama daun bawang dikiiiiittt banget. Kepikiran buat bikin toast telor yang suka ada diposting orang di internet, akhirnya jadi deh, tadaaaaa....




Bahan-bahan:

  • Roti tawar
  • Telur sesuai jumlah roti
  • Butter, kalau suka
  • Daun bawang, iris halus
  • Garam
  • Merica
  • Keju parut

Cara membuat:
  • Panaskan oven 200' C
  • Roti tawar  di garisin pinggirannya pakai pisau, tapi jangan sampai putus, terus teken-teken pake sendok, olesi butter kalau suka.
  • Crack telur di atas toast, taburi garam, merica lalu keju parut dan daun bawang.
  • Panggang sampai dengan tingkat kematangan yang di suka.
  • Angkat lalu siap disantap
Gampang banget kan? Enak makan pas anget-anget sama saus sambal botolan yang pedes terus si telur kuningnya ga kering-kering banget biar ga seret di tenggorokan. Minumnya susu coklat dingin, mantap lah hahahaha.

Selesai sarapan sekitar jam 10an langsung siap-siap buat bikin menu makan siang. Rencananya hari itu mau bikin Rinder Schmorbraten alias semur ala jerman. Udah diniatin dari hari sebelumnya kalau hari itu kami mau masak semur jerman, makanya udah belanja aja dari hari Sabtunya karena ya toko-toko di Jerman kalau minggu tutup. Ini hasilnya semurnya, tampak atas doang karena pas dimakan ga bisa foto, rebutan sama bocah soalnya -__-



Bahan-bahan:

1 kg Daging sapi, potong kotak-kotak
2 bh Bawang bombay, cincang
4-5 bh Tomat merah, rebus 1-2 menit, kupas kulitnya, cincang*
2 Blok Penyedap rasa rasa sapi
1 lt Air
3 bh Zucchini, potong tipis, panggang di wajan, sisihkan
Garam
Merica
Oregano
Basilikum
Minyak 


Cara Membuat:
  • Panaskan minyak di wajan, tumis daging sampai kecoklatan. 
  • Setelah daging kecoklatan, masukan bawang bombay, tumis hingga harum, setelah harum masukkan potongan tomat, aduk-aduk.
  • Setelah bawang bombay dan tomat layu, masukkan kaldu blok dan air, aduk-aduk lalu masak sampai mendidih.
  • Panaskan oven dengan suhu 200' C.
  • Masukan merica, basilikum dan oregano. Bila kurang garam, bisa ditambahkan garam sesuai selera. Kalau tidak suka basilikum dan oregano, bisa juga kedua bahan ini dilewat, rasanya masih tetep enak kok ^^
  • Setelah oven panas, masukkan daging ke dalam oven dan panggang selama 1,5 sampai dengan 2 jam.
  • 15 menit terakhir, keluarkan oven, tata potongan zucchini di atasnya, taburi keju lalu panggang kembali sampai keju meleleh atau kecoklatan.
  • Angkat lalu sajikan.

Selama proses masak, jumlah air pasti akan berkurang, jadi atur-atur aja suhu dan waktunya sesuai dengan yang diinginkan :)

Enaknya dimakan anget-anget sama kentang rebus, atau sama baguette juga enak, kalau sama nasi gw belum pernah coba sih, mungkin kalian bisa coba dan kasih tahu gw gimana rasanya. Temennya temen gw sih bilang ini makanan enak banget, kayak makanan di Mensa (Cafetaria kampus) katanya dan akan lebih enak lagi kalau di tambahin potongan terong ungu, cumanya kan temen gw ga suka terong jadi terima nasib harus puas dengan zucchini. Ah iya, buat tomat kalau mau ga direbus dulu juga bisa, entar rasanya ada asem-asemnya gitu, seger.

Setelah masak dua ronde hari itu, Ima ngajakin untuk bikin tiramisu. Oh Gott, gimana mau kurus ini pipi kalau makannya kayak begitu ya? Tapi apa daya, gw ga bisa nolak, atau karena emang kepengen juga ya? Hahahaha. 




Bahan-bahan:
  • 4 btr Kuning telur
  • 500 ml Krim kocok dingin
  • 10 sdt Gula pasir
  • 250 gr Keju Mascarpone
  • 5 sdm Bubuk Cappucino
  • 300 ml Susu dingin
  • 5 gr Vanilla Bourbon 
  • Lady Finger secukupnya
  • Coklat bubuk untuk taburan

Cara membuat:
  • Panaskan panci yang diisi dengan air hingga mendidih, matikan apinya, angkat. Kuning telur dicampur dengan gula pasir dan Vanille Bourbon dikocok di dalam wadah yang disimpan di atas air yang telah mendidih tadi, kocok sampai warnanya berubah menjadi kuning pucat dan mengental, sisihkan.
  • Kocok krim sampai mengental, lalu masukan Mascarpone ke dalamnya, kocok kembali.
  • Setelah tercampur, masukan kocokan telur ke dalam campuran Krim dan Mascarpone, kocok kembali sampai tercampur rata.
  • Bubuk Cappucino dan susu dicampurkan dalam cangkir lalu celupkan lady finger satu persatu, susun di dalam loyang.
  • Masukan kocokan krim lalu susun kembali lady finger di atasnya, ulangi sampai dengan campuran krim habis.
  • Taburi bubuk coklat di atasnya lalu simpan di freezer 3 sampai 4 jam.

Rasanya enak banget lah, teksturnya juga bagus, ga terlalu manis juga jadi ga bikin gigi gw berasa mau lepas hahahaha. Selamat mencoba ya, dijamin ga nyesel. Mudah-mudahan kalian beneran nyoba, gw ga mau soalnya gendut sendirian ahahhahahaa

Friday 22 May 2015

Gadget: Reparasi Handphone di Jerman

Akhir Februari kemarin hape gw (Samsung Note 2) yang gw beli di pertengahan Agustus 2013 rusak. Entah rusaknya kenapa cuma tiap kali gw nyalain itu hape selalu aja muncul Fehler Meldung "S Note angehalten. DerVorgang android.process.media wurde angehalten". Udah ketar ketir aja ini hape kenapa, langsung buka situs Samsungnya dan kirim email karena masih ada garansi kan sampai Agustus. Mereka bilang barang harus dikirim lalu di cek, apa itu kerusakan bisa pakai garansi atau ga nya harus di cek dulu, ah udah males aja kalau ga ke cover garansi:(

Babeh tiba-tiba bilang, karena gw juga ngadu ke dia kalau hape gw rusak, gw bisa kirim itu hape ke tempat gw belinya karena biasanya ada garansi khusus toko selama dua tahun, kecuali buat baterai garansinya cuma enam bulan. Jadi mereka terima itu hape rusak, dibenerin bahkan bisa juga diganti baru kalau ternyata kerusakannya ga bisa diperbaiki. Gw beli waktu itu di eteleon.de dan langsung aja gw login ke account gw, lantas gw kirim email ke mereka lewat formulir yang tersedia di situsnya karena gw baca kalau mereka memang memiliki layanan garansi khusus selama dua tahun yang gw sebut di atas.




Karena saat itu akhir pekan, gw baru dapat balasan minggu depannya, dan gw disuruh untuk isi formulir yang isinya tentang detail hape gw. Setelah gw isi, gw download formulirnya dan gw sertakan ke dalam box pengiriman. Yang waktu itu gw kirim cuma hape tanpa baterai cuma gw sekaligus sertakan charger hapenya. Salah masukin sebenernya, harusnya yang gw masukin itu Kfz Ladekabel tapi yang gw masukin malah Ladekabel alias casan biasa dan udah ga berfungsi pula hahaha.

Serviceauftrag
Kalau benerin di tokonya, itu ga pake kartu garansi dari Samsung, yang dikirim bareng hape cuma hape tanpa baterai, formulir yang isinya detail tentang hape (Serviceauftrag) sama Kopie dari bukti pembeliannya. Jadi kartu garansi Samsung masih gw punya dan masih bisa gw pakai sampai Agustus nanti.


Setelah itu hape gw kirim, besoknya gw terima email yang nyebutin bahwa gw salah masukin casan hahaha tapi ya bodo amat, yang penting hape gw udah sampai dengan selamat dan langsung dilakukan pengecekan. Katanya prosesnya maksimal makan waktu sampai lima hari.

Kemarin malem gw dapet email yang isinya bilang kalau hape gw udah selesai diperbaiki dan udah dikirim ke pos. "Oh, palingan lusa (Sabtu) nyampenya" pikir gw. Ternyata itu hape udah nyampe barusan dan yang bikin gw seneng itu casingnya diganti lah, terus charger butut gw diganti yang baru juga, hahahahaha senangnya. Alhamdulillah banget gw ga harus bayar sepeser pun untuk benerin hape.
 
Hasil reparasi


Wednesday 20 May 2015

Resep: Käsekuchen, Kue Keju ala Jerman

Sore-sore begini dua tahun ke belakang biasannya diisi dengan kegiatan gw jemput si bocah dari sekolah atau kalau gw ga jemput dia, sore-sore gw habiskan dengan berdiam diri di dapur, berkutat dengan buku masakan, kertas dan pulpen karena gw seneng banget ngobrak-ngabrik resep dan disesuaikan dengan taste gw hehehe. Gak lupa segala perkakas buat masak sudah ready di atas kompor serta si bocah yang asik nonton TV di ruang tengah yang sesekali gw panggil ke dapur guna mencicipi rasa dari masakan gw. Kalau enak, dia akan langsung jejingkrakan dan bilang "Ja, ja, ja" tapi kalau ga enak, ekspresi beginilah yang akan muncul

Ekspresi bingung antara ga enak atau ga enak banget ^^


Pernah kali waktu dia beli yang namanya Käsekuchen di Bäckerei dan dia sukaaaa banget makan itu kue. Karena harga satu potongnya yang lumayan jadi dia rayu gw untuk bikinin dia kue itu di rumah. Karena ga ada kerjaan jadi gw terima tantangannya dan ini hasilnya

 
Käsekuchen

Alhamdulillah gw berhasil lulus tantangannya, nilainya "Perfekt" dia bilang hehehehhe. Ini resepnya kalau-kalau kalian mau nyoba bikin juga di rumah:

Bahan Kuchenboden:

330 gr tepung terigu

130 gr gula pasir
130 gr butter atau margarin (sebaiknya ga yang asin)
2 btr telur
2 bks vanilli
1 bks backing powder

Bahan Füllung:

1 kg Magerquark*
300 gr gula pasir
2 bks Puddingpulver, rasa vanilli*
100 ml minyak (bunga matahari)
600 ml susu
4 btr telur
vanilli essence, atau serutan kulit lemon

Cara Membuat:
1. Panaskan oven pada suhu 200' C (Umluft 175' C*).

2. Campurkan bahan­-bahan untuk membuat Kuchenboden, uleni hingga semua bahan tercampur rata.

3. Ratakan adonan Kuchenboden pada loyang yang telah diolesi butter atau margarin, mulai dari bagian dasar hingga pinggiran loyang.

4. Campur bahan untuk membuat Füllung, tetesi vanilla essence atau serutan kulit lemon lalu tuangkan pada loyang dan panggang selama 30 menit.

Tips:

 • Magerquark bisa diganti dengan keju mascarpone, keju ricotta dan sour cream (perbandingan 2:1) atau bisa juga diganti dengan yoghurt biasa (plain dan tidak berasa) yang disaring menggunakan kain berserat rapat dan di diamkan selama beberapa jam atau sehari sehingga mengental.
 • Puddingpulver bisa diganti bubuk agar­-agar vanilla.
 • Membentuk lapisan Kuchenboden sebaiknya jangan terlalu tebal karena kue tersebut akan menebal, max setengah cm sudah cukup. 
• Setelah dikeluarkan dari oven, dinginkan di suhu ruangan kurang lebih 2 sampai dengan 2,5 jam. Jangan langsung dipotong karena krim di dalamnya masih sangat cair, kalau nggak nanti creamnya akan beleber kesana kemari.
•  Umluft di oven itu tandanya ada gambar kipas


Tanda-tanda yang ada di oven



Dari resep di atas, gw berhasil bikin 3 loyang Käsekuchen; 1 loyang diameter 18, 1 loyang ukuran persegi panjang dan 1 lagi loyang diameter 24. 1 loyang abis dimakan bocah, 1 loyang kebuang karena si bocah ga sabaran pengen buru2 motong kuenya dan loyang terakhir abis dimakan temen gw plus Gastmutternya. Kocak kalau yang terakhir, si Gastmutter temen gw makan Käsekuchen yang gw bikin padahal dia baru beli kue yang sama dari toko. Nasib itu kue yang dia beli dari toko sangat menyedihkan, dengan sangat menyesal kue itu harus temen gw buang karena cuma di cuil sedikit :( Ngerasa bersalah banget gw jadinya :(

Ok, selamat mencoba ya ^^

Sunday 17 May 2015

Study: Pendaftaran Universitas di Jerman

Ga kerasa udah 16 hari aja waktu yang udah dilewati di bulan Mei, itu artinya saat-saat sibuk dan mendebarkan dimulai bagi mereka yang akan memulai pendidikannya di Jerman. Tanya kenapa, karena waktu pendaftaran universitas untuk Wintersemester sudah banyak yang dibuka, entah itu Bachelor, Master maupun Promovieren. 

Gw padahal udah semangat aja bisa masuk kuliah awal April kemaren, cuma ya nasib berkata lain dan sepertinya gw harus memulai lembaran baru sebagai anak kuliahan di Wintersemester nanti. Awal mulai perkuliahan di Jerman ada dua, yaitu Sommersemester (01.04 - 30.09) dan Wintersemester (01.10 - 31.03). Akan tetapi di Universitas Mannheim diberlakukan semenjak akhir tahun 2006 aturan semester yang berlainan dengan universitas lainnya di Jerman. Disana tidak diberlakukan sistem Sommersemester (SS) atau Wintersemester (WS) melainkan Frühlings- atau Frühjahrssemester (FS) yang kadang juga disebut Frühjahrs-/Sommersemester (FSS) yang dimulai pada tanggal 01 Februari sampai dengan 31 Juli, sedangkan Sommersemester di Univesitas Mannheim lebih dikenal dengan sebutan Herbstsemester (HS) atau disebut juga Herbst-/Wintersemester (HWS) yang dimulai dari 01 Agustus sampai dengan 31 Januari. Waktu perkuliahan di Frühjahrssemester dimulai dari pertengahan Februari sampai dengan pertengahan Juni, sedangkan waktu perkuliahan untuk Herbstsemester dimulai dari awal September sampai dengan natal. Selain itu sistem seperti ini diberlakukan juga di Universitas di kota eks-DDR.

Awal semester di universitas lainnya di Jerman bisa dikatakan dimulainya hampir serempak, sekitar tanggal 01.04 sampai dengan 30.09 untuk Sommersemester dan Wintersemester dimulai dari tanggal 01.10 sampai dengan 31.03. Cuma ya biar lebih yakin, kapan semester baru dimulai dan kapan waktu libur semsternya mending cek aja disini.

Kadang gw ngerasa mau kuliah disini itu ribet karena ya waktu pendaftaran tiap universitas disini beda-beda, ga serentak seperti di Indonesia. Ga serentak juga sih sebenernya, karena di Indonesia jadwal penerimaan lewat Ujian Mandiri (UM) di setiap universitasnya berbeda, kalau disini ga cuma jadwal setiap universitas yang berbeda tapi jadwal pendaftaran di satu universitas aja bisa beda. Puyeng kan? Gini gw jelasin...

Misalnya kalian mau daftar Master di universitas A dengan jurusan B, waktu akhir pendaftaran bagi mahasiswa yang berkewarganegaraan Non-EU yaitu tanggal 15 Juli. Sedangkan buat mereka yang berkewaganegaraan EU pendaftarannya dibuka sampai dengan tanggal 30 Juli bahkan kadang ada juga yang sampai Agustus. Makanya waktu pendaftaran disini harus bener-bener diperhatikan, jangan sampai kelewat batas waktunya nanti kalian ga bisa daftar, persis kayak gw barusan :(

Link untuk tahu jadwal pendaftaran universitas yang ada di Jerman bisa di download disini.

Selain waktu pendaftaran yang berbeda, tata cara pendaftarannya juga beda. Untuk yang mau daftar Bachelor, semua pendaftaran dilakukan dengan melalui Uni-assist dan pendaftaran melalui Uni-assist ini dikenakan biaya. Untuk Master, pendaftaran ada yang harus melalui Uni-assist tapi ada juga yang bisa langsung daftar ke universitas yang diinginkan. Disini kalian bisa lihat universitas mana saja untuk Master yang pendaftarannya harus melalui Uni-assist.

Karena dana yang terbatas, kayaknya gw daftar-daftar aja ke universitas yang pendaftarannya pakai sistem daftar langsung, lewat Uni-assist musti bayar soalnya, bokek gw saat ini, hiks :'(
Yaudah gw mau balik lagi daftar uni, dari siang ngisi formulir baru beres satu doang, banyak deuh yang musti di isi, semangaaaatttttt...

  

Saturday 9 May 2015

Surat untuk (Calon) Suamiku

Assalamualaikum wr wb,
apa kabar? Sedang sibuk apa kamu sekarang? Apa kamu sudah mulai mempersiapkan diri serta memantaskan diri untuk menjadi pendampingku kelak yang akan mengambil tanggung jawab menjadi laki-laki paling hebat dan yang paling aku andalkan di dalam hidupku nanti setelah ayahku? Aku pun begitu, aku sedang mempersiapkan diri untuk menyambutmu datang ke dalam kehidupanku, mempersiapkan diri agar ibumu tak khawatir bahwa anaknya cuma akan makan mi instan macam-macam rasa bila kamu telah bersamaku. Aku sedang belajar bagaimana caranya untuk bisa memenuhi kebutuhanmu secara lahir maupun batin, In sha Allah karena itulah tiket surga yang aku peroleh dengan berbakti dan mengabdi padamu. Aamiin
Calon suamiku, apakah sebelumnya kita pernah bertemu? Jika pernah bertemu atau bahkan menghabiskan waktu bersama, mungkin sedikitnya kamu sudah tahu aku bagaimana.  Aku sangat suka sekali makan coklat dan permen tapi tidak begitu suka makan kue-kue. Aku suka segala jenis sayuran kecuali chicorée. Kalau aku makan sesuatu yang rasanya tidak enak, maka aku akan trauma untuk makan makanan dengan jenis yang sama dan jangan paksa aku bila aku tiba-tiba berlaku begitu. Aku suka sekali membaca, nonton film, mendengarkan musik, jalan-jalan ke kota yang baru atau hiking ke gunung, rasanya energi yang aku miliki tidak akan pernah habis untuk hal-hal itu, tapi apabila dihadapkan dengan shopping aku mungkin akan lebih memilih untuk belanja dari internet saja. Aku suka sekali anak-anak, kamu akan melihat bagian dari aku yang lain jika aku sedang bersama dengan anak-anak. Memasak aku juga suka apalagi lebih menyenangkan bagiku jika kamu pun begitu, jadi kita bisa memasak bersama dan saling memberi komentar terhadap masakan masing-masing. Aku sangat suka main game, tapi bila kamu minta aku untuk berhenti dan menghabiskan waktu denganmu maka aku akan lebih memilih untuk main game bersama denganmu, tapi aku janji aku akan mengurangi rasa sukaku pada game dan mengalokasikannya padamu :D
Di waktu luang, kamu tak perlu pusing untuk mengajakku kemana, karena sudah cukup bagiku dengan menghabiskan waktu denganmu, menonton film-film lama atau hanya sekedar mengobrol sambil ngemil, aku sangat sederhana jadi kamu tak perlu takut aku akan merasa kebosanan.
Aku bukan orang yang mudah dan luwes untuk masuk ke dalam suatu lingkungan baru maupun mengenal orang baru. Mungkin aku akan terkesan judes jika saat pertama kali bertemu, tapi percayalah itu hanya orientasi dari rasa malu dan kadang rasa tidak percaya diri yang aku miliki. Atau terkadang jika panik menyerang, aku akan non stop bicara, tertawa tidak jelas dan terlihat seperti orang yang tidak tahu malu, tapi percayalah jantungku berdebar kencang karena gugup ketika aku berlaku demikian. Jika kamu menganggapku orang yang mudah bergaul dan cepat akrab dengan orang baru, maka aku bersyukur tapi kamu tidak perlu khawatir karena jika aku telah memilihmu maka akan sulit untukku memilih yang lainnya, karena aku bukan tipe perempuan yang mudah untuk jatuh cinta. Mungkin saat aku telah bersamamu, aku masih belum merasakan perasaan apa-apa, tapi aku akan belajar dan kamu tahu, aku adalah seorang pembelajar yang sangat sungguh-sungguh.
Aku kadang merasa tidak percaya diri karena aku bukan termasuk perempuan yang suka bahkan pintar memoles diri di cermin. Aku kadang merasa takut akan kehilangan bila melihatmu tertawa lepas dengan teman perempuanmu yang menurut pendapatku lebih cantik dari aku. Apakah kamu suka perempuan yang bersolek? Baiklah, aku akan belajar untuk memulas diri untukmu dan hanya akan berdandan di depanmu atau di waktu-waktu tertentu yang kamu inginkan. Atau apakah kamu lebih memilih perempuanmu untuk pintar? Tenang saja, aku pun memiliki kesadaran sendiri untuk menjadi pintar karena kamu layak memiliki pendamping yang juga teman diskusi disaat kamu tak memiliki seseorang yang bisa kamu jadikan sebagai curahan akan ide-idemu yang tak pernah berhenti, pun anak-anak kita kelak berhak memiliki ibu yang pintar yang selalu siap membimbing mereka jika mereka ada PR yang sulit atau pun memiliki pertanyaan yang sulit sehingga mereka tidak mencari jawabannya diluaran sana seperti yang selama ini aku lakukan.
Calon suamiku, aku telah terbiasa hidup sendiri, kuliah empat tahun di Bandung lalu dilanjutkan dengan menjadi Aupair di Jerman bahkan hanya dengan bermodalkan restu orang tua dan tanpa dukungan finansial sama sekali, aku memutuskan untuk menerima kesempatan untuk melanjutkan pendidikanku. Kamu bisa membayangkan aku setiap hari harus berjuang untuk membuat hidupku seimbang, seimbang antara waktu bekerja dan belajar, membagi waktu antara keluarga dan teman, membayar tagihan bulanan yang berujung dengan menahan diri dari belanja sesuatu yang aku butuhkan bahkan yang aku inginkan. Semuanya aku jalani dengan sabar dan selalu ingat bahwa yang aku lakukan sekarang akan bermanfaat bagi keluarga kecil kita. Kamu tidak perlu khawatir memikirkan kamu akan kekurangan makan bila bersamaku, karena aku sekarang sedang mulai belajar memasak, walaupun tentu rasanya tidak bisa mengalahkan masakan ibumu. Kamu tidak perlu khawatir rumah dan anak-anak kita akan terbengkalai, karena aku sudah terbiasa menangani rumah yang berantakan dan anak yang sakit bahkan rewel. Kamu juga tak perlu khawatir kamu tidak akan memiliki waktu berdua bersamaku karena kegiatanku yang menggunung, karena untukmu akan selalu ada waktu. Di depanmu aku akan menghilangkan semua atribut kemandirian sehingga aku bisa bersandar padamu dan akan selalu membutuhkanmu.
Calon suamiku, aku hanya perempuan biasa yang juga bisa menjadi egois dan sangat pemarah. Bila aku seperti itu, maka diamkanlah aku, jangan tinggikan suaramu bila suaraku mulai meninggi kepadamu, dekati aku dan katakan bahwa semuanya akan kita lalui bersama. Kadang aku hanya perlu seseorang untuk aku peluk dan bukanlah solusi apalagi koloni.
Aku sangat menyayangi keluargaku tapi aku juga bisa saja merasa kesal kepada mereka. Bila aku mulai mengadu dan berkeluh kesah kepadamu mengenai keluargaku, janganlah kamu sekali-kali mengecilkan mereka serta menjelek-jelekan mereka dihadapanku karena aku akan sangat kecewa kepadamu. Dengarkan ceritaku dan berilah aku komentar-komentar yang menengahi karena disaat seperti itulah sosokmu berkali-kali lipat aku butuhkan. Mungkin dari luaran aku terlihat seperti egois dan selalu mau menang sendiri, tapi percayalah aku akan menjadi sangat penurut bila kamu mengemukakan alasan yang masuk akal kepadaku karena mungkin dalam hal ini otakku lebih mendominasi bila dibandingkan dengan perempuan lain yang sebagian besar dikuasai hati.
Calon suamiku, itu saja yang aku ingin katakan kepadamu, mungkin aku telah terlalu banyak bicara saat ini, tapi jangan berlega hati dulu seolah-olah kamu telah sangat mengenalku. Banyak hal-hal lain yang akan kamu temui bisa kita nanti bertemu. Sampai saat itu, aku akan menunggu dan berdoa semoga saatnya segera tiba.
Salam,
aku.

Friday 8 May 2015

Untuk Mama yang Menginginkan Anaknya Pulang serta Berkeluarga

Assalamualaikum Mama, bagaimana kabarnya?
Aku disini baik-baik saja, selalu aku katakan begitu supaya aku tidak membebani pikiranmu. Ma, maaf telah membuatmu menunggu kepulanganku yang sangat lama serta terimakasih karena Mama masih selalu menyebutku di dalam setiap doa. Aku merasakan bahwa Allah mengabulkan setiap untaian doa-doamu dari setiap kebaikan dan cinta yang aku dapatkan selama aku jauh darimu.
Ma, aku ingat dulu syarat yang Mama katakan saat Mama melepasku untuk memulai hidup mandiri. "Tidak berubah, tetap solat, puasa, selalu menjadi anak baik yang menolong orang lain, selalu menjadi anak Mama dan Bapa dan hormat dan penyayang, tidak pernah mencari masalah, ...". Mama tahu, semuanya masih aku jaga hingga sekarang hingga akhirnya kesempatan itu datang kepadaku, tawaran untuk menuntut ilmu.
Ma, aku selalu semangat untuk menuntut ilmu supaya aku bisa menemani anak-anakku belajar menulis yang benar sama seperti yang dulu Mama ajarkan kepadaku. Hanya saja aku ingin sedikit lebih darimu sehingga jika anak-anakku punya PR yang sulit, mereka bisa bertanya padaku, tidak seperti aku yang tak pernah bisa belajar denganmu kala itu dan malah dengan tetangga yang sama sekali mengabaikan aku karena lebih fokus dengan anaknya.
Ma, apa selama ini permintaan untuk mendoakanku terlalu berat sehingga Mama memutuskan untuk mematahkan semangatku dan meminta aku untuk pulang. "Sudah dua tahun lebih kamu disana tapi kamu belum juga mulai dengan kuliah, sudah pulang saja" adalah kalimat yang seketika meruntuhkan semangatku untuk tetap bertahan dari godaan rindu melihat senyum, masakan bahkan untuk memelukmu di saat aku merasa dengan bersujud saja belum cukup bagiku. Jika aku sedurhaka itu, ingin aku teriakan kepadamu bahwa selama ini aku bekerja sedikit demi sedikit supaya aku tidak merepotkanmu dengan masalah biaya hidup dan sekolahku disini karena aku tahu kerutan-kerutan di wajahmu kian hari semakin dalam karena memikirkan kakak dan adik-adikku. Semenjak aku pergi 2012 hingga saat ini hanya uang 15000 rupiah yang aku kantongi darimu, "untuk jajan" pintaku saat itu ketika tahu bahwa dompetku hilang entah kemana, sampai saat ini uang itu masih tersimpan apik di tempatnya karena aku tak tega untuk menukarkan pemberian darimu dengan sesuatu yang mungkin akan aku sesali nanti.
"Kamu kerja disana ga ada prospek masa depan, kerjaan macam apa itu jauh berbeda dengan kerjaan kakak bahkan adikmu" lagi-lagi kalimatmu membuat aku sangat kecil dan merasa bahwa pekerjaan yang selama ini aku lakukan itu salah. Aku sempat berpikir saat itu "mungkin halal saja di matamu belumlah cukup" lantas apa yang harus ku kerjakan? Mama bilang "ga apa-apa yang penting halal toh uang tidak berbau" sepertinya sangat bertolak belakang dengan kalimat yang Mama ucapkan kemarin. Setiap hari aku bangun lalu berpikir "sampai kapan aku harus terus bekerja dan mengumpulkan uang dari hasil membersihkan rumah orang lain" tapi ingat kalimat Mama apalagi senyum Mama waktu uang itu aku kirimkan di hari ulang tahunmu membuat aku kembali semangat lagi. Tapi sekarang? Kenapa, Ma?
"Mau sampai kapan kamu hidup seperti ini? Di umur segini kamu harusnya udah punya suami". Ya aku tahu Ma, disaat teman-teman sudah punya anak satu bahkan dua atau tiga, aku justru malah kehilangan hubungan yang sudah aku bangun bertahun-tahun, putus hubungan bukan hal mudah bagiku Ma tapi aku berfikir ini saatnya atau diam sama sekali. Aku ingin mempunyai pasangan yang sangat mencintai keluarganya, kepada siapa aku titipkan Mama, Bapa, Kakak dan Adik-adik nanti jika suamiku hanya cinta aku saja? Aku menginginkan suami yang bisa membimbingku mengenal agamaku lebih dalam, dia yang akan berdiri di depanku nanti dan melantunkan ayat suci dengan indahnya, yang akan mengumandangkan adzan di telinga anak-anakku nanti, menceritakan perjuangan Rosulullah serta sahabatnya kepada anak-anak kami dan bukan mencekoki mereka dengan tokoh pahlawan picisan. Tentu bukan dia orangnya yang untuk shalat saja harus bersitegang dahulu.
Aku ingin suami yang bisa menegurku dalam diamnya, yang bisa mendengarkanku dan tidak membelaku saat aku salah dan berani meminta maaf jika dia yang salah. Tentu bukan dia orangnya yang disaat aku bercerita sesuatu langsung mengomentari dengan pedasnya dan tega menyuruhku menelantarkan orang-orang yang butuh pertolongan dariku. Aku ingin suami yang sangat mencintai anak-anak, bukan dia yang dengan teganya membiarkan anak kecil yang sakit untuk berjalan kaki di bawah terik matahari. Aku sedang berusaha Ma mendapatkan imam yang baik untukku, yang tidak akan membuat kalian khawatir karena iman dan islamku terjaga di tangannya. Untuk mendapatkan yang baik perlu waktu Ma, terburu-buru itu nafsu.
"Aku bisa Ma menikah dan sekolah" tapi lagi-lagi kalimat lain keluar sebagai jawaban yang artinya tetap TIDAK. Aku hanya ingin jadi ibu yang pintar, sehingga aku bisa mendidik anak-anakku sepertimu hanya saja lebih baik. Mungkin jika semua kalimatku tidak bisa diterima olehmu, maka tak mengapa jika aku harus seperti bintang jatuh, yang harus gugur untuk mengabulkan mimpi orang lain. Mimpimu, Ma.
Salam Hormat,
Anakmu

Wednesday 15 April 2015

My Mind: Stress Management


You live you learn
You love you learn
You cry you learn
You lose you learn
You bleed you learn
You scream you learn


(Alanis Morissette - Learn)



Semenjak gw ada di Jerman, kalimat yang selama ini selalu gw ucapkan setiap pagi bener-bener nendang gw banget, gw bener-bener dapetin side effect nya dari kalimat "gw cuma punya diri sendiri dan Tuhan". Berkat kalimat yg  selalu gw nailed ke otak dan hati gw, gw jadi makin mandiri, realistis dan being a straight person. Being straight, ga banyak basa-basi ga lantas membuat gw problemless. Gw selalu punya problem entah itu problem yang gw buat sendiri atau problem yang dibuat oleh orang lain dan harus gw selesaikan.

Adanya problem selalu berkaitan dengan yang namanya stress dan gw juga sering banget stressed out. Nangis lima menit kesananya ketawa-ketawa, atau ketawa-ketawa tapi tetiba aja gw nangis ga jelas. Semua orang ga tau kalau gw ngalamin semua itu sesekali karena gw selalu berusaha untuk ngeliat sesuatu from the bright side atau kalau gw udah ga bisa buat handle nya, gw sugar coated aja itu problem dengan kalimat "semua ada hikmahnya, badai pasti berlalu atau bahkan nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan". Yang terakhir kalau gw lagi bener-bener eling banget dan butuh lantai untuk bersujud lebih-lebih dari orang sakau yang butuh ngobat.

Seorang teman gw tanya gimana cara gw untuk keluar dari kondisi stress. Sebenernya gw ga keluar atau stress free, gw berusaha berteman dengan segala problem gw beserta dengan efek samping yang mereka timbulkan. Seperti contohnya kemarin, gw udah seneng kalau hari ini gw bakal duduk di kelas denger kuliah dari dosen tapi ternyata Tuhan berkata lain. Gw ga bisa masuk semester ini karena dokumen gw hilang dan ga bisa ditemukan. Jika seandainya gw tidak bersahabat dengan problem gw, mungkin gw sekarang lagi stress dan freak out bolak-balik ke kampus, nanya ini itu dan berusaha ratusan kali untuk ngejelasin duduk perkaranya serta menuntut hak gw. Jika gw melakukan itu, mungkin gw bisa kuliah, mungkin loh ya, tapi yang jelas jika gw melakukan itu maka gw kehilangan hampir separuh waktu gw dengan teman-teman, waktu gw untuk kerja yang secara otomatis berdampak ke isi rekening gw dan waktu gw untuk istirahat yang berdampak pada kesehatan gw. Mungkin gw bisa kuliah tapi karena gw udah kepalang stress, gw misalnya jatuh sakit dan ga bisa maksimal dalam belajar, selain itu juga gw makan ga teratur karena gw ga punya banyak duit karena sering skip kerja. Jadi gw putuskan untuk tidak melakukan itu. Cukup dengan gw ke listed di kampus dan dapat kartu mahasiswa yang bisa memperlancar gw dalam mengunjungi sahabat gw di kota sebelah dan juga memperlancar perjalanan gw ke tempat kerja tanpa harus ngerogoh uang ekstra buat bayar tiket bus.

Gw ikhlas dengan keadaan seperti itu, karena gw yakin what doesn't kill you, make you fatter better. Gw percaya bahwa kebahagiaan itu diusahakan, bukan dihadiahkan. Orang yang paling bahagia bukanlah mereka yang mendapatkan semua yang diinginkannya. Tapi mereka yang menyukuri apa yang mereka miliki. Rasa kehilangan dimulai ketika seseorang berfokus pada 10 % hal yang tidak dimiliki dan mengabaikan 90 % nikmat dan karunia yang telah diterimanya.

Tuesday 7 April 2015

Kuliah di Jerman: The New Start Begin - Alhamdulillah, akhirnya kuliah!!!

Alhamdulillah, setelah beberapa minggu lalu ketar ketir nunggu hasil ujian, dag dig dug lulus atau nggak (btw, gw udah ngelamar beberapa kerjaan di Indonesia jaga-jaga kalau gw ga lulus) dan akhirnya dalam dua minggu ke depan gw udah bisa bisa duduk di kelas buat dengerin perkuliahan lagi. Ya Allah, semoga sifat males gw sembuh ya, ga bolos-bolos jenius lagi kayak dulu hahahaha.

Cumanya setelah hasil ujian gw keluar, gw ga lantas melenggang dengan mulus ke dunia perkuliahan karena I've got troubles pemirsa. Gw yang bulan Januari dan Februari stress karena TestDaF, telat untuk ngasihin berkas pendaftaran ke kampus dan alhasil gw didepak dengan sukses dari kampus berikut dari sistemnya juga, exmatrikuliert sodara-sodara :(

Walaupun gw baru resmi kuliah semester sekarang, tapi gw udah tercatat sebagai mahasiswa di Universität Trier dari Oktober 2013. Harusnya gw ngasihin berkas pendaftaran online gw paling telat tanggal 15 Januari, tapi dasar lagi stress ya jadinya gw serahin itu berkas tanggal 02 Februari, mana Frau Raatz nya (Studentensekretariat) sakit dan sampai gw ngetik ini cerita, beliau masih sakit juga. Cepet sembuh Frau Raatz, kami membutuhkanmu :)

Karena Frau Raatz sakit, jadi yang gw temui waktu itu perwakilannya, yaitu Frau Anja Schumacher tapi ga ada hubungannya sama si pembalap Michael Schumacher. Frau Schumacher ini masih baru, selain masih baru beliau ngomongnya pelan dan laaammmbaaaatttttt banget. Beliau tapi baik, bolak balik sampai enam kali ke ruangan Frau Raatz buat nyari Akte gw dan ujung-ujungnya tetep ga ketemu tapi dia berjanji bakal ngehubungi gw kalau ada info yang lebih update.

Besoknya pas gw cek email, gw udah dapet email dari Frau Schumacher yang isinya kurang lebih kalau gw bisa tetep daftar walaupun batas pendaftaran udah lewat. Selain itu gw juga boleh ikut DSH nanti tanggal 08 April. Gw kan udah ada TestDaF, jadi lagi-lagi gw balas emailnya dan tanya apa gw tetep harus nulis DSH atau ga usah, karena secara gw udah ada nilai TestDaF dan jawabannya muncul dua hari kemudian yang menyatakan bahwa gw ga usah ikut DSH dan gw cuma perlu nyerahin sertifikat TestDaF doang, yipppiiiiiiiiii.

Setelah sertifikat TestDaF ditangan, gw meluncur ke kampus untuk ngurus kartu mahasiswa gw karena gw males kalau harus ngabisin duit buat beli tiket bus cuma sayangnya karena gw udah keluar dari sistem maka gw harus transfer lewat bank dan prosesnya makan waktu sampai sistem kampus kembali aktif yaitu besok selasa tanggal 07, soalnya kan Jumat dan Senin disini hari besar jadi pada libur.

Mudah-mudahan pas besok ke kampus dapat kabar gembira kalau TUNIKA udah bisa dipakai, bokek deh gw kalau banyak-banyak beli karcis :(

Wednesday 25 March 2015

Finally, I sow what I reap

24.03.2015

buat gw merupakan hari yang bikin gw jadi aneh banget, tahu kenapa? Karena hasil ujian gw diumumkan hari ini. Gw berharap banget tentunya untuk bisa lulus, inget orang tua di rumah yang kemaren semangat banget tanya hasilnya yang padahal belum keluar dan berdoa setinggi-tingginya supaya gw lulus. Gw ga bayangin gimana raut wajah dan perasaan mereka kalau gw ga lulus.

Jam 7 gw bangun langsung nyalain laptop dan ngecek apa hasilnya udah ada dan ternyata belum. Mungkin gw pikir jam 8 lewat baru keluar hasilnya tapi ditunggu sampai jam 9 juga itu hasilnya belum juga muncul sampai akhirnya gw putuskan saja untuk berangkat dulu membabu.

Di jalan pikiran gw udah ga karu-karuan, antara ingin lulus dan nyadar diri kalau kemungkinan ga lulusnya gede banget. Secara ujian lisannya gw ga fokus karena kelaparan dan kedinginan, kadang ya logika ga jalan tanpa logistik walau seringnya logika gw jalan disaat perut lagi kosong-kosongnya, ah dasar nasib.

Siangnya balik membabu, langsung gw online ke portal TestDaF dan jeng...jeng...jeng... masih juga belum ada hasilnya. Setelah tunggu lama, refresh ratusan kali, muncullah tampilan begini



Gw jejeritan sejadi-jadinya tapi setelah itu gw langsung diem. Duh, kacka, ini nilai gimana maksudnya? Sebenernya gw lulus apa ga sih? Mana keterangannya kalau gw bestanden atau ga? Duh, asli itu yang namanya lega langsung berubah jadi panik ga jelas, tanya sana sini yang udah pernah ikut TestDaF dan alhamdulillah katanya nilainya udah memenuhi syarat untuk masuk perguruan tinggi di Jerman yang minimalnya TDN4. Entah gw dapet TDN berapa yang jelas gw seneng karena gw ga harus ngulang ujian lagi.
 

Saturday 31 January 2015

Talking to you: Prüfungsangst, depresi karena mau ujian!!!

Tomorrows a new day, will we fight it?
Or will we be so cold.
And all I know is hope is found,
When you and I stand up, with courage now.
One day you'll find looking back on your life you will be proud Tonight you and me and I,


(Mike Tompkins - Stand Up)


Si samanta selalu kirim lirik lagu itu disaat gw lagi down atau ga pede sama apa yang akan gw hadepin, kayak sekarang contohnya. Sebenernya hari ini merupakan H-10 menuju TestDaF dan sepertinya gw ngerasain yang namanya Prüfungsangst. Kalau lagi kayak gini, kadang suka jadi mikir "kenap gw ada disini? kenapa dulu gw ga pulang aja? apa mending gw pulang aja ya?" dan pemikiran aneh-aneh lainnya.

Banyak yang bilang gw hebat karena ada di Jerman, kok bisa? Ada di Jerman ga bikin gw lantas jadi hebat. Mungkin bagi sebagian besar orang yang saat ini masih berada di tanah airnya, bosan dengan rutinitas harian, ingin jalan-jalan, terinspirasi atau sekedar 'panas' ngeliat foto orang lain yang kerjanya jalan-jalan ke luar negeri, mereka menganggap bisa ke luar negeri apalagi bisa tinggal disana itu cukup keren atau tak jarang malah keren banget. I tell you, living abroad doesn't instantly make you awesome...

Dibalik foto-foto yang ketawa di depan bangunan beken dunia, banyak tersimpan tidur yang kurang, makan makanan yang ga bergizi, cengengesan nahan perih lambung karena telat makan, tebel muka karena utang kanan kiri, makan sehari-hari makanan kemasan karena dapur gabungannya mengandung bau yang mematikan, dan lain-lain.

Jangan berpikiran semua mahasiswa yang kuliah di luar negeri itu kaya raya semua, yang kaya banyak, yang ga kayanya lebih banyak lagi. Buat yang berkecukupan mungkin giliran perpanjang visa tinggal telpon orang tua di rumah dan dalam beberapa hari problem solved. Bagi yang ga kaya, itu perjuangan yang betul-betul memeras air mata, hahaha. Kalau ga inget orang tua di rumah, yang selalu doain setiap hari, membanggakan anaknya kesana kesini dan berharap anaknya lebih dari mereka, rasanya ingin langsung ngepak koper dan cabut ke Indonesia walau situasinya disana lagi gonjang-ganjing, setidaknya berada di dekat orang yang dicintai, toh sowieso kondisi di Jerman juga ga lagi aman dan nyaman.

Kalau seandainya gw balik ke Indonesia, gw takut untuk gawe disana. Bukan karena gajinya lebih kecil dari pendapatan gw saat ini, tapi karena gw terbiasa kerja fleksibel dan jam kerja gw yang atur. Setiap gw nelpon samanta ke Indonesia, dia selalu cerita hal yang terjadi di tempat kerjanya, ini lah itu lah dan gw selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tiba-tiba popped di kepala gw dan pertanyaan tersebut selalu diakhiri oleh jawaban samanta "Hhhh, kamu udah lupa ya sama kebiasaan di Indonesia?". Bukan karena gw ingin bergaya sok eropa, tapi ada beberapa hal yang pasti akan berubah seiring bertambahnya hari-hari di perantauan. Lo pasti akan menyerap budaya tersebut, makanya lo perlu banget filter yang mahal, yang buat gw filter ini adalah agama dan keluarga.

Back to masalah kerja di Indonesia, gw ga suka yg namanya senioritas. Gw sempet tanya ke bokap angkat gw disini "adek kelas apa sih bahasa Jermannya?" dan bukan jawaban yang gw dapet tapi tatapan kebingungan. Dia malah tanya balik ke gw "itu apa? di Jerman ga ada tuh yang begituan, penting ya kalau lo senior atau junior?", that's the point.

Gw ga pernah biasanya takut sama yang namanya ujian tapi entah kenapa ngadepin ujian sekarang itu gw berasa out of space banget. Banyak banget ngomongin hal ga jelas, kerjaan lah, menikah lah, apalah. Tidur tiap malem ngigo melulu dan yang disebut-sebut itu selalu ujian. Prestasi banget buat gw selama hidup mimpi dan ngigo bahan ujian -_-
Si babeh bilang katanya kalau orang mau ujian dan terus menerus mimpiin ujian tersebut, berkali-kali dan berasa real banget mimpi ujiannya, biasanya hasilnya akan bagus, lulus, memuaskan. Duh, itu kan mitos banget, tapi sedikitnya gw ingin percaya karena saat ini gw butuh banget yang namanya kata-kata yang menenangkan. Ujiannya sih cuma sehari tapi kesiksanya kok begini banget ya, ga enak duh.

Ya udahlah segini dulu curhatnya, perut gw berontak karena dikasih pakan dua bungkus mi goreng yang beda rasa -_-

Monday 26 January 2015

Aupair: Apakah Aupair itu? (Part II)

Hai, sorry kalau gw udah lama ga nulis karena kemaren sempet disibukkan dengan pendaftaran ke kampus, daftar-daftar ujian DSH dan TestDaF (akhirnya gw dapat tempat juga buat ikut ujian setelah dari 2013 selalu ga dapat jatah tempat dan uang pendaftaran dikembalikan berkali-kali oleh pihak penyelenggara ujian, what a pity) dan juga sibuk nonton film drama korea hahahaha. Oia, Facebook account gw juga udah gw nonaktifkan, jadi es tut mir wirklich leid kalau kalian nyari gw di FB dan ga nemu account gw, karena sejak dari tahun lalu ich bin nicht mehr auf Facebook zu finden, jadi kalau mau tanya-tanya bisa tulis komen aja di blog ini atau email ke gw.

Di postingan gw yang Aupair: Apakah Aupair itu? (Part I) gw udah sebutin mengenai definisi Aupair itu apa, tugas-tugasnya ngapain aja,  kenapa suatu keluarga punya Aupair, jam kerja Aupair dan juga requirement bahasa untuk Aupair. Disini gw akan bahas berapa uang saku yang diterima Aupair, waktu libur Aupair dan lain-lain.

Aupair sebulannya dapet uang saku atau Taschengeld sebanyak € 260. Ga banyak sebenernya tapi itu cukup buat mendanai keinginan untuk beli baju baru, jalan-jalan, jajan atau mungkin juga beli HP, laptop dan kamera seperti yang gw lakukan. Kalau diitung-itung, Aupair setahun bisa dapat € 3120 (jangan tanya berapa rupiah karena pastinya banyak kalau dalam rupiah, so let's stay in €), ini penghasilan bruto nya ya. Kalau ditambah bayar utang tiket pesawat ke Gastfamilie, berarti sebulannya Aupair bisa dapat € 150 - 200 tergantung berapa dipotongnya dan berapa lama waktu bayar utangnya. Untuk ini gw sarankan untuk nabung dan jangan minjem uang GF untuk beli tiket pesawat, karena ini merugikan kalian.

Selain € 260 per bulannya, Aupair juga dapat € 50 per bulannya untuk bayar les. € 50 ini yang resmi menurut peraturan dan perundang-undangan Aupair ya, kalau GF mau full bayarin les berarti itu rejeki kalian. Kalau gw waktu itu, gw bayar tiket pesawat sendiri dan les full dibayarin GF untuk semester pertama. Cuma kalau kalian dapat GF yang bener-bener stick to the rule, dalam artian tiket pesawat ditanggung Aupair dan GF bayar les € 50 per bulannya, maka kalian harus pinter dalam mengatur pengeluaran. Tips dari gw gini: biasanya les selalu dibayar di awal pendaftaran (beruntung gw dapat tempat les yang bisa dibayar di akhir dan juga dicicil :D), jadi bulan pertama jangan dulu jalan-jalan. Taschengeld dan uang € 50 itu di alokasikan dulu untuk bayar les. Cara ini akan sulit dilakukan kalau kalian ternyata juga nunggak uang tiket pesawat ke GF, itu akan berat sekali buat Aupair karena dijamin sampai bulan ke 10 kalian disini, kalian akan minim sekali dalam hal keuangan dan pada akhirnya disaat kalian pulang ke Indonesia, kalian cuma mengantongi € 150 - 500 uang di saku. Jangan sekali.kali berfikiran untuk ga les dan menghemat uang yang € 50 karena les ini penting untuk yang baru datang. Selain membuka peluang untuk dapat teman, sebagian Aupair mengikuti les untuk mencari jodoh (hahaha), jadi kalau baru datang dan memutuskan untuk ga les itu menurut gw adalah keputusan yang buruk karena kalian akan stuck di rumah dan ga kenal orang baru.

Dalam setahun Aupair punya jatah 4 minggu libur. Jatah libur ini bisa di ambil sesuai dengan kesepakatan dengan GF. Biasanya bisa ngambil libur seminggu tiap musimnya dan berbarengan dengan waktu libur anak dan juga GF. Atau bisa juga di ambil diakhir masa kerja kalian jadi full 4 minggu. Saran dari gw, sebaiknya di awal bikin kalender Urlaub dengan GF. Jadi setiap kalian ngambil Urlaub, coret berapa hari yang udah diambil dan berapa sisanya. Ini untuk menghindari salah itung sisa liburan. Kalian merasa masih punya jatah libur tapi di hitungan GF kalian udah ga punya jatah libur, kan ga asik ya kalau gitu. Sesuaikan juga jadwal liburanmu dengan jadwal liburan yang diambil teman-temanmu, ini dilakukan untuk menghemat ongkos perjalanan karena harga tiket untuk grup (max. 5 orang) jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga tiket satu orang. Jatah Urlaub 4 minggu ini tidak termasuk dalam libur rutin Aupair.

Urlaubskalender

Kerja Sambilan di Jerman (Part II): Kerja (Sebagian Gelap) di Sembilan Tempat yang Berbeda

Bulan-bulan pertama setelah aku keluar dari rumah Gastfamilie  merupakan bulan-bulan yang sulit banget buat aku. Gak hanya dari segi keuanga...