Friday 22 May 2015

Gadget: Reparasi Handphone di Jerman

Akhir Februari kemarin hape gw (Samsung Note 2) yang gw beli di pertengahan Agustus 2013 rusak. Entah rusaknya kenapa cuma tiap kali gw nyalain itu hape selalu aja muncul Fehler Meldung "S Note angehalten. DerVorgang android.process.media wurde angehalten". Udah ketar ketir aja ini hape kenapa, langsung buka situs Samsungnya dan kirim email karena masih ada garansi kan sampai Agustus. Mereka bilang barang harus dikirim lalu di cek, apa itu kerusakan bisa pakai garansi atau ga nya harus di cek dulu, ah udah males aja kalau ga ke cover garansi:(

Babeh tiba-tiba bilang, karena gw juga ngadu ke dia kalau hape gw rusak, gw bisa kirim itu hape ke tempat gw belinya karena biasanya ada garansi khusus toko selama dua tahun, kecuali buat baterai garansinya cuma enam bulan. Jadi mereka terima itu hape rusak, dibenerin bahkan bisa juga diganti baru kalau ternyata kerusakannya ga bisa diperbaiki. Gw beli waktu itu di eteleon.de dan langsung aja gw login ke account gw, lantas gw kirim email ke mereka lewat formulir yang tersedia di situsnya karena gw baca kalau mereka memang memiliki layanan garansi khusus selama dua tahun yang gw sebut di atas.




Karena saat itu akhir pekan, gw baru dapat balasan minggu depannya, dan gw disuruh untuk isi formulir yang isinya tentang detail hape gw. Setelah gw isi, gw download formulirnya dan gw sertakan ke dalam box pengiriman. Yang waktu itu gw kirim cuma hape tanpa baterai cuma gw sekaligus sertakan charger hapenya. Salah masukin sebenernya, harusnya yang gw masukin itu Kfz Ladekabel tapi yang gw masukin malah Ladekabel alias casan biasa dan udah ga berfungsi pula hahaha.

Serviceauftrag
Kalau benerin di tokonya, itu ga pake kartu garansi dari Samsung, yang dikirim bareng hape cuma hape tanpa baterai, formulir yang isinya detail tentang hape (Serviceauftrag) sama Kopie dari bukti pembeliannya. Jadi kartu garansi Samsung masih gw punya dan masih bisa gw pakai sampai Agustus nanti.


Setelah itu hape gw kirim, besoknya gw terima email yang nyebutin bahwa gw salah masukin casan hahaha tapi ya bodo amat, yang penting hape gw udah sampai dengan selamat dan langsung dilakukan pengecekan. Katanya prosesnya maksimal makan waktu sampai lima hari.

Kemarin malem gw dapet email yang isinya bilang kalau hape gw udah selesai diperbaiki dan udah dikirim ke pos. "Oh, palingan lusa (Sabtu) nyampenya" pikir gw. Ternyata itu hape udah nyampe barusan dan yang bikin gw seneng itu casingnya diganti lah, terus charger butut gw diganti yang baru juga, hahahahaha senangnya. Alhamdulillah banget gw ga harus bayar sepeser pun untuk benerin hape.
 
Hasil reparasi


Wednesday 20 May 2015

Resep: Käsekuchen, Kue Keju ala Jerman

Sore-sore begini dua tahun ke belakang biasannya diisi dengan kegiatan gw jemput si bocah dari sekolah atau kalau gw ga jemput dia, sore-sore gw habiskan dengan berdiam diri di dapur, berkutat dengan buku masakan, kertas dan pulpen karena gw seneng banget ngobrak-ngabrik resep dan disesuaikan dengan taste gw hehehe. Gak lupa segala perkakas buat masak sudah ready di atas kompor serta si bocah yang asik nonton TV di ruang tengah yang sesekali gw panggil ke dapur guna mencicipi rasa dari masakan gw. Kalau enak, dia akan langsung jejingkrakan dan bilang "Ja, ja, ja" tapi kalau ga enak, ekspresi beginilah yang akan muncul

Ekspresi bingung antara ga enak atau ga enak banget ^^


Pernah kali waktu dia beli yang namanya Käsekuchen di Bäckerei dan dia sukaaaa banget makan itu kue. Karena harga satu potongnya yang lumayan jadi dia rayu gw untuk bikinin dia kue itu di rumah. Karena ga ada kerjaan jadi gw terima tantangannya dan ini hasilnya

 
Käsekuchen

Alhamdulillah gw berhasil lulus tantangannya, nilainya "Perfekt" dia bilang hehehehhe. Ini resepnya kalau-kalau kalian mau nyoba bikin juga di rumah:

Bahan Kuchenboden:

330 gr tepung terigu

130 gr gula pasir
130 gr butter atau margarin (sebaiknya ga yang asin)
2 btr telur
2 bks vanilli
1 bks backing powder

Bahan Füllung:

1 kg Magerquark*
300 gr gula pasir
2 bks Puddingpulver, rasa vanilli*
100 ml minyak (bunga matahari)
600 ml susu
4 btr telur
vanilli essence, atau serutan kulit lemon

Cara Membuat:
1. Panaskan oven pada suhu 200' C (Umluft 175' C*).

2. Campurkan bahan­-bahan untuk membuat Kuchenboden, uleni hingga semua bahan tercampur rata.

3. Ratakan adonan Kuchenboden pada loyang yang telah diolesi butter atau margarin, mulai dari bagian dasar hingga pinggiran loyang.

4. Campur bahan untuk membuat Füllung, tetesi vanilla essence atau serutan kulit lemon lalu tuangkan pada loyang dan panggang selama 30 menit.

Tips:

 • Magerquark bisa diganti dengan keju mascarpone, keju ricotta dan sour cream (perbandingan 2:1) atau bisa juga diganti dengan yoghurt biasa (plain dan tidak berasa) yang disaring menggunakan kain berserat rapat dan di diamkan selama beberapa jam atau sehari sehingga mengental.
 • Puddingpulver bisa diganti bubuk agar­-agar vanilla.
 • Membentuk lapisan Kuchenboden sebaiknya jangan terlalu tebal karena kue tersebut akan menebal, max setengah cm sudah cukup. 
• Setelah dikeluarkan dari oven, dinginkan di suhu ruangan kurang lebih 2 sampai dengan 2,5 jam. Jangan langsung dipotong karena krim di dalamnya masih sangat cair, kalau nggak nanti creamnya akan beleber kesana kemari.
•  Umluft di oven itu tandanya ada gambar kipas


Tanda-tanda yang ada di oven



Dari resep di atas, gw berhasil bikin 3 loyang Käsekuchen; 1 loyang diameter 18, 1 loyang ukuran persegi panjang dan 1 lagi loyang diameter 24. 1 loyang abis dimakan bocah, 1 loyang kebuang karena si bocah ga sabaran pengen buru2 motong kuenya dan loyang terakhir abis dimakan temen gw plus Gastmutternya. Kocak kalau yang terakhir, si Gastmutter temen gw makan Käsekuchen yang gw bikin padahal dia baru beli kue yang sama dari toko. Nasib itu kue yang dia beli dari toko sangat menyedihkan, dengan sangat menyesal kue itu harus temen gw buang karena cuma di cuil sedikit :( Ngerasa bersalah banget gw jadinya :(

Ok, selamat mencoba ya ^^

Sunday 17 May 2015

Study: Pendaftaran Universitas di Jerman

Ga kerasa udah 16 hari aja waktu yang udah dilewati di bulan Mei, itu artinya saat-saat sibuk dan mendebarkan dimulai bagi mereka yang akan memulai pendidikannya di Jerman. Tanya kenapa, karena waktu pendaftaran universitas untuk Wintersemester sudah banyak yang dibuka, entah itu Bachelor, Master maupun Promovieren. 

Gw padahal udah semangat aja bisa masuk kuliah awal April kemaren, cuma ya nasib berkata lain dan sepertinya gw harus memulai lembaran baru sebagai anak kuliahan di Wintersemester nanti. Awal mulai perkuliahan di Jerman ada dua, yaitu Sommersemester (01.04 - 30.09) dan Wintersemester (01.10 - 31.03). Akan tetapi di Universitas Mannheim diberlakukan semenjak akhir tahun 2006 aturan semester yang berlainan dengan universitas lainnya di Jerman. Disana tidak diberlakukan sistem Sommersemester (SS) atau Wintersemester (WS) melainkan Frühlings- atau Frühjahrssemester (FS) yang kadang juga disebut Frühjahrs-/Sommersemester (FSS) yang dimulai pada tanggal 01 Februari sampai dengan 31 Juli, sedangkan Sommersemester di Univesitas Mannheim lebih dikenal dengan sebutan Herbstsemester (HS) atau disebut juga Herbst-/Wintersemester (HWS) yang dimulai dari 01 Agustus sampai dengan 31 Januari. Waktu perkuliahan di Frühjahrssemester dimulai dari pertengahan Februari sampai dengan pertengahan Juni, sedangkan waktu perkuliahan untuk Herbstsemester dimulai dari awal September sampai dengan natal. Selain itu sistem seperti ini diberlakukan juga di Universitas di kota eks-DDR.

Awal semester di universitas lainnya di Jerman bisa dikatakan dimulainya hampir serempak, sekitar tanggal 01.04 sampai dengan 30.09 untuk Sommersemester dan Wintersemester dimulai dari tanggal 01.10 sampai dengan 31.03. Cuma ya biar lebih yakin, kapan semester baru dimulai dan kapan waktu libur semsternya mending cek aja disini.

Kadang gw ngerasa mau kuliah disini itu ribet karena ya waktu pendaftaran tiap universitas disini beda-beda, ga serentak seperti di Indonesia. Ga serentak juga sih sebenernya, karena di Indonesia jadwal penerimaan lewat Ujian Mandiri (UM) di setiap universitasnya berbeda, kalau disini ga cuma jadwal setiap universitas yang berbeda tapi jadwal pendaftaran di satu universitas aja bisa beda. Puyeng kan? Gini gw jelasin...

Misalnya kalian mau daftar Master di universitas A dengan jurusan B, waktu akhir pendaftaran bagi mahasiswa yang berkewarganegaraan Non-EU yaitu tanggal 15 Juli. Sedangkan buat mereka yang berkewaganegaraan EU pendaftarannya dibuka sampai dengan tanggal 30 Juli bahkan kadang ada juga yang sampai Agustus. Makanya waktu pendaftaran disini harus bener-bener diperhatikan, jangan sampai kelewat batas waktunya nanti kalian ga bisa daftar, persis kayak gw barusan :(

Link untuk tahu jadwal pendaftaran universitas yang ada di Jerman bisa di download disini.

Selain waktu pendaftaran yang berbeda, tata cara pendaftarannya juga beda. Untuk yang mau daftar Bachelor, semua pendaftaran dilakukan dengan melalui Uni-assist dan pendaftaran melalui Uni-assist ini dikenakan biaya. Untuk Master, pendaftaran ada yang harus melalui Uni-assist tapi ada juga yang bisa langsung daftar ke universitas yang diinginkan. Disini kalian bisa lihat universitas mana saja untuk Master yang pendaftarannya harus melalui Uni-assist.

Karena dana yang terbatas, kayaknya gw daftar-daftar aja ke universitas yang pendaftarannya pakai sistem daftar langsung, lewat Uni-assist musti bayar soalnya, bokek gw saat ini, hiks :'(
Yaudah gw mau balik lagi daftar uni, dari siang ngisi formulir baru beres satu doang, banyak deuh yang musti di isi, semangaaaatttttt...

  

Saturday 9 May 2015

Surat untuk (Calon) Suamiku

Assalamualaikum wr wb,
apa kabar? Sedang sibuk apa kamu sekarang? Apa kamu sudah mulai mempersiapkan diri serta memantaskan diri untuk menjadi pendampingku kelak yang akan mengambil tanggung jawab menjadi laki-laki paling hebat dan yang paling aku andalkan di dalam hidupku nanti setelah ayahku? Aku pun begitu, aku sedang mempersiapkan diri untuk menyambutmu datang ke dalam kehidupanku, mempersiapkan diri agar ibumu tak khawatir bahwa anaknya cuma akan makan mi instan macam-macam rasa bila kamu telah bersamaku. Aku sedang belajar bagaimana caranya untuk bisa memenuhi kebutuhanmu secara lahir maupun batin, In sha Allah karena itulah tiket surga yang aku peroleh dengan berbakti dan mengabdi padamu. Aamiin
Calon suamiku, apakah sebelumnya kita pernah bertemu? Jika pernah bertemu atau bahkan menghabiskan waktu bersama, mungkin sedikitnya kamu sudah tahu aku bagaimana.  Aku sangat suka sekali makan coklat dan permen tapi tidak begitu suka makan kue-kue. Aku suka segala jenis sayuran kecuali chicorée. Kalau aku makan sesuatu yang rasanya tidak enak, maka aku akan trauma untuk makan makanan dengan jenis yang sama dan jangan paksa aku bila aku tiba-tiba berlaku begitu. Aku suka sekali membaca, nonton film, mendengarkan musik, jalan-jalan ke kota yang baru atau hiking ke gunung, rasanya energi yang aku miliki tidak akan pernah habis untuk hal-hal itu, tapi apabila dihadapkan dengan shopping aku mungkin akan lebih memilih untuk belanja dari internet saja. Aku suka sekali anak-anak, kamu akan melihat bagian dari aku yang lain jika aku sedang bersama dengan anak-anak. Memasak aku juga suka apalagi lebih menyenangkan bagiku jika kamu pun begitu, jadi kita bisa memasak bersama dan saling memberi komentar terhadap masakan masing-masing. Aku sangat suka main game, tapi bila kamu minta aku untuk berhenti dan menghabiskan waktu denganmu maka aku akan lebih memilih untuk main game bersama denganmu, tapi aku janji aku akan mengurangi rasa sukaku pada game dan mengalokasikannya padamu :D
Di waktu luang, kamu tak perlu pusing untuk mengajakku kemana, karena sudah cukup bagiku dengan menghabiskan waktu denganmu, menonton film-film lama atau hanya sekedar mengobrol sambil ngemil, aku sangat sederhana jadi kamu tak perlu takut aku akan merasa kebosanan.
Aku bukan orang yang mudah dan luwes untuk masuk ke dalam suatu lingkungan baru maupun mengenal orang baru. Mungkin aku akan terkesan judes jika saat pertama kali bertemu, tapi percayalah itu hanya orientasi dari rasa malu dan kadang rasa tidak percaya diri yang aku miliki. Atau terkadang jika panik menyerang, aku akan non stop bicara, tertawa tidak jelas dan terlihat seperti orang yang tidak tahu malu, tapi percayalah jantungku berdebar kencang karena gugup ketika aku berlaku demikian. Jika kamu menganggapku orang yang mudah bergaul dan cepat akrab dengan orang baru, maka aku bersyukur tapi kamu tidak perlu khawatir karena jika aku telah memilihmu maka akan sulit untukku memilih yang lainnya, karena aku bukan tipe perempuan yang mudah untuk jatuh cinta. Mungkin saat aku telah bersamamu, aku masih belum merasakan perasaan apa-apa, tapi aku akan belajar dan kamu tahu, aku adalah seorang pembelajar yang sangat sungguh-sungguh.
Aku kadang merasa tidak percaya diri karena aku bukan termasuk perempuan yang suka bahkan pintar memoles diri di cermin. Aku kadang merasa takut akan kehilangan bila melihatmu tertawa lepas dengan teman perempuanmu yang menurut pendapatku lebih cantik dari aku. Apakah kamu suka perempuan yang bersolek? Baiklah, aku akan belajar untuk memulas diri untukmu dan hanya akan berdandan di depanmu atau di waktu-waktu tertentu yang kamu inginkan. Atau apakah kamu lebih memilih perempuanmu untuk pintar? Tenang saja, aku pun memiliki kesadaran sendiri untuk menjadi pintar karena kamu layak memiliki pendamping yang juga teman diskusi disaat kamu tak memiliki seseorang yang bisa kamu jadikan sebagai curahan akan ide-idemu yang tak pernah berhenti, pun anak-anak kita kelak berhak memiliki ibu yang pintar yang selalu siap membimbing mereka jika mereka ada PR yang sulit atau pun memiliki pertanyaan yang sulit sehingga mereka tidak mencari jawabannya diluaran sana seperti yang selama ini aku lakukan.
Calon suamiku, aku telah terbiasa hidup sendiri, kuliah empat tahun di Bandung lalu dilanjutkan dengan menjadi Aupair di Jerman bahkan hanya dengan bermodalkan restu orang tua dan tanpa dukungan finansial sama sekali, aku memutuskan untuk menerima kesempatan untuk melanjutkan pendidikanku. Kamu bisa membayangkan aku setiap hari harus berjuang untuk membuat hidupku seimbang, seimbang antara waktu bekerja dan belajar, membagi waktu antara keluarga dan teman, membayar tagihan bulanan yang berujung dengan menahan diri dari belanja sesuatu yang aku butuhkan bahkan yang aku inginkan. Semuanya aku jalani dengan sabar dan selalu ingat bahwa yang aku lakukan sekarang akan bermanfaat bagi keluarga kecil kita. Kamu tidak perlu khawatir memikirkan kamu akan kekurangan makan bila bersamaku, karena aku sekarang sedang mulai belajar memasak, walaupun tentu rasanya tidak bisa mengalahkan masakan ibumu. Kamu tidak perlu khawatir rumah dan anak-anak kita akan terbengkalai, karena aku sudah terbiasa menangani rumah yang berantakan dan anak yang sakit bahkan rewel. Kamu juga tak perlu khawatir kamu tidak akan memiliki waktu berdua bersamaku karena kegiatanku yang menggunung, karena untukmu akan selalu ada waktu. Di depanmu aku akan menghilangkan semua atribut kemandirian sehingga aku bisa bersandar padamu dan akan selalu membutuhkanmu.
Calon suamiku, aku hanya perempuan biasa yang juga bisa menjadi egois dan sangat pemarah. Bila aku seperti itu, maka diamkanlah aku, jangan tinggikan suaramu bila suaraku mulai meninggi kepadamu, dekati aku dan katakan bahwa semuanya akan kita lalui bersama. Kadang aku hanya perlu seseorang untuk aku peluk dan bukanlah solusi apalagi koloni.
Aku sangat menyayangi keluargaku tapi aku juga bisa saja merasa kesal kepada mereka. Bila aku mulai mengadu dan berkeluh kesah kepadamu mengenai keluargaku, janganlah kamu sekali-kali mengecilkan mereka serta menjelek-jelekan mereka dihadapanku karena aku akan sangat kecewa kepadamu. Dengarkan ceritaku dan berilah aku komentar-komentar yang menengahi karena disaat seperti itulah sosokmu berkali-kali lipat aku butuhkan. Mungkin dari luaran aku terlihat seperti egois dan selalu mau menang sendiri, tapi percayalah aku akan menjadi sangat penurut bila kamu mengemukakan alasan yang masuk akal kepadaku karena mungkin dalam hal ini otakku lebih mendominasi bila dibandingkan dengan perempuan lain yang sebagian besar dikuasai hati.
Calon suamiku, itu saja yang aku ingin katakan kepadamu, mungkin aku telah terlalu banyak bicara saat ini, tapi jangan berlega hati dulu seolah-olah kamu telah sangat mengenalku. Banyak hal-hal lain yang akan kamu temui bisa kita nanti bertemu. Sampai saat itu, aku akan menunggu dan berdoa semoga saatnya segera tiba.
Salam,
aku.

Friday 8 May 2015

Untuk Mama yang Menginginkan Anaknya Pulang serta Berkeluarga

Assalamualaikum Mama, bagaimana kabarnya?
Aku disini baik-baik saja, selalu aku katakan begitu supaya aku tidak membebani pikiranmu. Ma, maaf telah membuatmu menunggu kepulanganku yang sangat lama serta terimakasih karena Mama masih selalu menyebutku di dalam setiap doa. Aku merasakan bahwa Allah mengabulkan setiap untaian doa-doamu dari setiap kebaikan dan cinta yang aku dapatkan selama aku jauh darimu.
Ma, aku ingat dulu syarat yang Mama katakan saat Mama melepasku untuk memulai hidup mandiri. "Tidak berubah, tetap solat, puasa, selalu menjadi anak baik yang menolong orang lain, selalu menjadi anak Mama dan Bapa dan hormat dan penyayang, tidak pernah mencari masalah, ...". Mama tahu, semuanya masih aku jaga hingga sekarang hingga akhirnya kesempatan itu datang kepadaku, tawaran untuk menuntut ilmu.
Ma, aku selalu semangat untuk menuntut ilmu supaya aku bisa menemani anak-anakku belajar menulis yang benar sama seperti yang dulu Mama ajarkan kepadaku. Hanya saja aku ingin sedikit lebih darimu sehingga jika anak-anakku punya PR yang sulit, mereka bisa bertanya padaku, tidak seperti aku yang tak pernah bisa belajar denganmu kala itu dan malah dengan tetangga yang sama sekali mengabaikan aku karena lebih fokus dengan anaknya.
Ma, apa selama ini permintaan untuk mendoakanku terlalu berat sehingga Mama memutuskan untuk mematahkan semangatku dan meminta aku untuk pulang. "Sudah dua tahun lebih kamu disana tapi kamu belum juga mulai dengan kuliah, sudah pulang saja" adalah kalimat yang seketika meruntuhkan semangatku untuk tetap bertahan dari godaan rindu melihat senyum, masakan bahkan untuk memelukmu di saat aku merasa dengan bersujud saja belum cukup bagiku. Jika aku sedurhaka itu, ingin aku teriakan kepadamu bahwa selama ini aku bekerja sedikit demi sedikit supaya aku tidak merepotkanmu dengan masalah biaya hidup dan sekolahku disini karena aku tahu kerutan-kerutan di wajahmu kian hari semakin dalam karena memikirkan kakak dan adik-adikku. Semenjak aku pergi 2012 hingga saat ini hanya uang 15000 rupiah yang aku kantongi darimu, "untuk jajan" pintaku saat itu ketika tahu bahwa dompetku hilang entah kemana, sampai saat ini uang itu masih tersimpan apik di tempatnya karena aku tak tega untuk menukarkan pemberian darimu dengan sesuatu yang mungkin akan aku sesali nanti.
"Kamu kerja disana ga ada prospek masa depan, kerjaan macam apa itu jauh berbeda dengan kerjaan kakak bahkan adikmu" lagi-lagi kalimatmu membuat aku sangat kecil dan merasa bahwa pekerjaan yang selama ini aku lakukan itu salah. Aku sempat berpikir saat itu "mungkin halal saja di matamu belumlah cukup" lantas apa yang harus ku kerjakan? Mama bilang "ga apa-apa yang penting halal toh uang tidak berbau" sepertinya sangat bertolak belakang dengan kalimat yang Mama ucapkan kemarin. Setiap hari aku bangun lalu berpikir "sampai kapan aku harus terus bekerja dan mengumpulkan uang dari hasil membersihkan rumah orang lain" tapi ingat kalimat Mama apalagi senyum Mama waktu uang itu aku kirimkan di hari ulang tahunmu membuat aku kembali semangat lagi. Tapi sekarang? Kenapa, Ma?
"Mau sampai kapan kamu hidup seperti ini? Di umur segini kamu harusnya udah punya suami". Ya aku tahu Ma, disaat teman-teman sudah punya anak satu bahkan dua atau tiga, aku justru malah kehilangan hubungan yang sudah aku bangun bertahun-tahun, putus hubungan bukan hal mudah bagiku Ma tapi aku berfikir ini saatnya atau diam sama sekali. Aku ingin mempunyai pasangan yang sangat mencintai keluarganya, kepada siapa aku titipkan Mama, Bapa, Kakak dan Adik-adik nanti jika suamiku hanya cinta aku saja? Aku menginginkan suami yang bisa membimbingku mengenal agamaku lebih dalam, dia yang akan berdiri di depanku nanti dan melantunkan ayat suci dengan indahnya, yang akan mengumandangkan adzan di telinga anak-anakku nanti, menceritakan perjuangan Rosulullah serta sahabatnya kepada anak-anak kami dan bukan mencekoki mereka dengan tokoh pahlawan picisan. Tentu bukan dia orangnya yang untuk shalat saja harus bersitegang dahulu.
Aku ingin suami yang bisa menegurku dalam diamnya, yang bisa mendengarkanku dan tidak membelaku saat aku salah dan berani meminta maaf jika dia yang salah. Tentu bukan dia orangnya yang disaat aku bercerita sesuatu langsung mengomentari dengan pedasnya dan tega menyuruhku menelantarkan orang-orang yang butuh pertolongan dariku. Aku ingin suami yang sangat mencintai anak-anak, bukan dia yang dengan teganya membiarkan anak kecil yang sakit untuk berjalan kaki di bawah terik matahari. Aku sedang berusaha Ma mendapatkan imam yang baik untukku, yang tidak akan membuat kalian khawatir karena iman dan islamku terjaga di tangannya. Untuk mendapatkan yang baik perlu waktu Ma, terburu-buru itu nafsu.
"Aku bisa Ma menikah dan sekolah" tapi lagi-lagi kalimat lain keluar sebagai jawaban yang artinya tetap TIDAK. Aku hanya ingin jadi ibu yang pintar, sehingga aku bisa mendidik anak-anakku sepertimu hanya saja lebih baik. Mungkin jika semua kalimatku tidak bisa diterima olehmu, maka tak mengapa jika aku harus seperti bintang jatuh, yang harus gugur untuk mengabulkan mimpi orang lain. Mimpimu, Ma.
Salam Hormat,
Anakmu

Kerja Sambilan di Jerman (Part II): Kerja (Sebagian Gelap) di Sembilan Tempat yang Berbeda

Bulan-bulan pertama setelah aku keluar dari rumah Gastfamilie  merupakan bulan-bulan yang sulit banget buat aku. Gak hanya dari segi keuanga...