Friday 26 December 2014

Natalan: Merayakan atau tidak?!?

Banyak postingan di internet berseliweran pra-natal yang memperdebatkan hukum mengucapkan selamat natal bagi seorang muslim kepada mereka yang merayakan. Sebagian ada yang bilang boleh, sebagian lagi dengan keras dan tegas mengatakan tidak. Lantas bagaimana gw yang selama dua tahun terakhir ini selalu melewati natal bersama dengan mereka yang merayakan?

Selasa kemarin gw ditanya Stephi, apa ga aneh buat gw tidak merayakan natal disaat orang-orang kebanyakan merayakannya. Ya gw jawab, cukup aneh sebenernya tapi toh gw ga merayakan dan teman gw juga ada yang ga merayakan, jadi gw masih bisa melewatinya dengan tidak merasa "aneh". Tapi walaupun gw ga merayakan natal, gw tetep dapet kado khas natal, kayak kue kering, coklat, buku, voucher bahkan uang. Gw ga anggap ini sebagai kristenisasi, karena agama dan keimanan buat gw tidak bisa dipaksakan. Gw anggap ini bagian dari tahaddu, tahabbu yang artinya saling memberi hadiahlah, maka kalian akan saling menyayangi.

Selain hadiah, gw juga dapet ucapan natal dari sebagian kenalan gw yang kasih gw hadiah. Lalu reaksi gw gimana? Simple, gw jawab makasih, tapi gw ga merayakan natal, have a good time aja buat kalian. Gw bilang have a good time, schöne Zeit wünsche ich euch, dll tapi bukan selamat natal. Apa reaksi mereka? Mereka meminta maaf karena mereka ga tahu dan itu udah semacam tradisi saat natal saling mengucapkan selamat natal pada setiap orang. Ya buat gw itu bukan masalah, karena ga mempengaruhi keimanan gw sampai saat ini.

Bangun tidur tadi gw langsung dapat ucapan natal satu lagi dari Nora. "Frohe Weihnachten, Vitri" dan lagi-lagi gw jawab "Nett von dir, habe aber keine Weihnachten gefeiert". Apa setelah itu gw dan Nora berdebat panjang lebar dan dikatai ga toleransi? Ga, biasa aja tuh. Yang gw bikin aneh disaat salah satu temen dari temen gw mengomentari dengan komentar yang menurut gw ga manusiawi sekali. Dia mengomentari hadiah natal yang kami terima dengan kalimat seperti ini "Kenapa kalian terima pemberiannya, itu kan UANG HARAM!!!". Meine Güte, dengan mudahnya dia melabeli halal dan haram. This is hablum minannas, hubungan manusia dengan manusia dimana resepnya ada tujuh (Q.S. Al Hujurat 6-12):
  1. Tabayun, mengecek kebenaran suatu berita yang sampai ke telinga kita.
  2. Ishlah, meluruskan yang tidak lurus, mendamaikan yang tidak damai, merukunkan yang tidak rukun serta meluruskan informasi yang salah.
  3. Hindari taskhirriyah atau meremehkan dan mengolok-olok orang lain.
  4. Jangan menghina orang lain.
  5. Jauhi sikap suudzon atau buruk sangka.
  6. Jangan suka mencari kesalahan orang lain.
  7. Jangan suka bergunjing.
“Sebaik-baik manusia diantara kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” itu perintah Rosul. Jadi mau dia agamanya apa, warna kulitnya apa, matanya segaris kayak koin atau bulet gede kayak koin juga, ga lantas harus bersikap beda. Ga enak loh disebut, dianggap, diperlakukan sebagai "minoritas". Trust me, it sucks jadi yang namanya minoritas. Cuma dengan jadi yang namanya minoritas, gw dan sebagian teman muslim lainnya disini merasakan apa yang dialami dan dirasakan oleh minoritas di Indonesia dan sedih melihat perlakuan mayoritas pada minoritas di Indonesia, karena kami yang minoritas disini mendapatkan perlakuan yang jauh berkali-kali lipat lebih baik. Jadi masih meributkan ngucapin natalan atau tidak?

Saturday 13 December 2014

Aupair: Apakah Aupair itu? (Part I)

Semenjak muka gw naik cetak, gw kebanjiran permintaan pertemanan dari seluruh pelosok Indonesia serta pesan-pesan yang bernada sama "Mbak, ceritanya menginspirasi, gimana sih biar bisa seperti itu? Boleh kan berbagi pengalaman, blablabla tralala...". Semua yang mengirim pesan ke gw memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, ada yang lulusan SMA, ada yang baru masuk kuliah, ada yang lagi kuliah dan masih sekolah bahkan ada juga yang udah kerja. Diantara mereka ada yang pernah belajar bahasa Jerman, ada yang belum sama sekali tapi jago bahasa Inggris, atau bahkan ga bisa dua-duanya tapi berniat ingin belajar.

Sebenernya Aupair ini apa sih? Kerjakah? Bisa dapat banyak uang dari Aupair? Bisa ngirim ke Indonesia ga kira-kira tiap bulannya? Apakah jadi Aupair enak? Kalau ga enak, apa yang bikin jadi ga enak? Uang yang dikeluarin waktu ke Jerman berapa? Selama di Jerman dikirim uang oleh orang tua ga? Pertanyaan-pertanyaan sejenis gitu yang selalu gw terima dan gw selalu berusaha untuk jawab sebisa gw, setahu gw dan gw saranin liat blog gw karena gw ga bisa balas semuanya dengan rinci pada puluhan orang (sorry :( ). Setelah gw cek, meine Güte ternyata gw belum membahas Aupair itu apa, mein Fehler :(

Aupair itu kalian tinggal di keluarga asing, menumpang disana dan dapat makan serta tinggal gratis yang bertujuan untuk saling mempelajari budaya masing-masing baik segi kultur maupun bahasa. Jadi, hal mendasar adalah ketertarikan terhadap bahasa dan penguasaan bahasa yang digunakan di negara tempat kalian Aupair. Karena Aupair termasuk win-win-solution, maka selain menerima makan dan tinggal secara gratis serta asuransi kesehatan yang dibayar oleh keluarga, kalian juga harus memberikan sesuatu pada keluarga tersebut yaitu pertolongan dalam mengurus anak dan mengurus rumah. Banyak yang beranggapan bahwa Aupair kerjanya hanya main dengan anak, ini kurang tepat. Namanya anak-anak, kalau bermain pasti berantakan, jadi Aupair dan anak harus beresin mainan-mainan ini, selain itu juga Aupair bertanggung jawab atas kerapian dan kebersihan kamar serta kamar mandi anak, jadi jangan kaget kalau suatu saat disuruh sikat kamar mandi, toilet, ganti sprei, sortir baju anak, dan lain-lain.

Kenapa suatu keluarga butuh Aupair? Karena disaat anak pulang dari sekolah, orang tua masih berada di tempat kerjanya. Anak biasanya pulang jam 13.00 atau jam 16.00 dan jika anak pulang di saat jam makan siang, Aupair juga harus menyiapkan makanan (bisa manasin atau bahkan masak) untuk dimakan oleh anak dan juga kalian. Jadi disarankan untuk bisa masak!!!

Jam kerja Aupair beragam, tergantung kesepakatan dengan keluarga tersebut. Diaturannya sih Aupair ga boleh kerja lebih dari 30 jam seminggu, berarti sehari hanya 5 sampai 6 jam, tapi banyak Aupair yang melakukan kesalahan disini. Mereka hanya berpegang pada aturan 5-6 jam tersebut, sedangkan yang kedudukannya lebih kuat adalah kontrak kerja yang telah ditandatangani oleh pihak Gastfamilie dengan Aupair (Vertrag). Biasanya di Vertrag diisi dengan jam kerja standar Aupair, tapi ada juga yang namanya kesepakatan tidak tertulis dan pasti calon Gastfamilie bertanya pada Aupair apa tidak keberatan bekerja lebih dari waktu yang telah ditentukan tersebut. Kalau dari awal kalian sudah tahu kerjanya 7 sampai 9 jam sehari, dan kalian menyetujuinya tapi mengeluh setelah berada disini karena selalu kerja lebih dari 5 atau 6 jam, itu kesalahan kalian karena terlalu terburu-buru mengambil keputuan, biasanya alasannya karena takut ga ada keluarga lain yang mau ambil. Kalau gitu caranya, berarti resiko di tanggung sendiri, selektif dalam memilih keluarga.

Aupair ini emang harus bisa bahasanya ya? Iya karena di beberapa negara sertifikat kemampuan bahasa menjadi salah satu syarat penting sebagai salah satu kelengkapan dokumen dalam pengajuan visa. Lantas Aupair itu bisa dimana aja? Apa hanya Jerman? Tidak. Aupair bisa dimana-mana, bisa Jerman, Belanda, Prancis, Belgia, Italia, Australia, Amerika, Inggris bahkan Arab Saudi. Hanya tolong dicatat, tidak semua negara menerima Aupair berstatuskan kewarganegaraan Indonesia. Amerika dan Inggris silahkan hapus dari pikiran kalian, karena itu tidak akan mungkin. Jika kalian mendapat aplikasi Aupair dari negara tersebut, maka abaikan karena kalian hanya buang-buang waktu saja.

Sorry, but there are no visas available to Indonesian nationals to come to the UK as an au pair. So either the family in the UK do not know the regulations or this could be a scam, eventually attempting to get your money or ID information.

Best Wishes BAPAA

Negara-negara lainnya yang terima Aupair dari Indonesia gw ga tau mana aja, jadi coba aja search sendiri di Google, kemana kalian inginnya.

Batas umur untuk menjadi Aupair adalah 18 hingga 25 tahun, bahkan beberapa bisa sampai dengan batas umur 27 tahun. Sayangnya proses pengajuan visa Aupair ke Jerman yang dulu mudah dan relativ cepat (ke negara lain ribet dan lama), sekarang semakin rumit karena calon Aupair diharuskan untuk menulis CV dan surat motivasi kenapa ingin Aupair. Terdengar sepele, cuma CV dan surat motivasi doang, tapi jangan salah, banyak yang gugur disini. Sebagai contohnya temen gw visanya ditolak karena "mata kuliah Teknik Perikanan dan Perairan tidak berhubungan dengan Aupair" atau satu lagi ditolak dengan alasan "pekerjaan di Cafe tidak ada hubungannya dengan melakukan Aupair". Temen gw yang lain disurat motivasi nulis "setelah Aupair ingin melanjutkan studi di Jerman" dan visanya ditolak dengan alasan "setelah masa Aupair selesai maka eks-Aupair harus pulang dan jika berniat untuk melanjutkan studi maka sudah ada rencana untuk tidak kembali ke Indonesia", tapi temen yang lainnya lagi pakai alasan tersebut, lancar-lancar aja visanya. Jadi, berdoa yang kenceng.

Walaupun kalian dianggap anggota keluarga disini, tidak menutup kemungkinan bahwa kalian akan kena amukan Gastfamilie karena "kesalahan" yang kalian perbuat. Mungkin menurut kalian apa yang kalian lakukan itu tidak "fatal" tapi belum tentu menurut Gastfamilie kalian. Bulan kemaren, kenalan gw di Facebook yang jadi Aupair udah 6 apa 7 orang yang diberhentikan oleh keluarganya, dan dikasih dua minggu untuk menemukan keluarga baru, jika tidak maka harus kembali ke Indonesia. Ada nih temen gw yang kena damprat keluarganya karena menyalakan pemanas ruangan dengan batas maksimum sedangkan salah satu jendela terbuka. Cuma satu padahal, tapi dimarahin abiss-abisan seolah-olah dia abis goreng kucing tetangga. Setiap keluarga punya aturan yang harus ditaati oleh semua anggota keluarganya dengan tanpa terkecuali.

Hhhhhmmmm... Apalagi ya? Ntar deh gw bikin part 2 nya, ini udah kepanjangan soalnya :D

Peraturan Mencari Jodoh Ala Orang Jerman :p

Entah apa mulanya, tiba-tiba kemarin jadi ngobrol panjang lebar di WhatsApp sama si Babeh a.k.a Gastvater gw. Hal ini nih yang bikin gw dulu sering diomeli si Bocah karena si Babeh banyak banget ngajak ngobrol gw yang menurut si Bocah itu adalah sesuatu hal yang ga adil buat dia karena mengurangi jatah jam bermain kami :D Sampai mungkin saking keselnya si Bocah sampai ngomong ke si Babeh "Dia itu Aupair aku, sana kamu pasang lagi iklan dan cari Aupair khusus untuk kamu", kan sinting ya.

Ditengah-tengah obrolan kami kemarin, tiba-tiba melenceng ke yang namanya True Love, jodoh dan cinta. Maklum, selain sebagai Aupair gw juga dulu sampingannya sebagai tong sampahnya si Babeh, alias tukang dengerin curhatannya dia. Mulai dari curhat naek jabatan di kantor sampai curhat kalau dia baru di putusin cewek.

Si Babeh bilang, di Jerman ada aturan kalau orang mau menjalin hubungan. Gini katanya:

"Es gibt eine Regel, das Alter des Mannes geteilt durch 2 plus 7. Das ist das mindestens alter für die Frau. Wenn der Abstand größer ist, klappt es nicht aber wenn kleiner ist dann egal"

Yang artinya umur si laki-laki, dibagi dua lalu ditambahkan tujuh. Itu batas umur perempuannya. Kalau rentang umurnya terlalu jauh biasanya ga berhasil tapi kalau makin sedikit maka ga masalah. Kurang lebih dia bilang gitu.

Jadi, kalau laki-laki umurnya 29 dibagi dua lalu plus tujuh sama dengan 21,5 (tahun), maka seharusnya jangan mencoba untuk pacaran dengan yang berumur 19 tahun. Menurut aturan tersebut, katanya mantan pacar si Babeh itu terlalu muda buat dia hahaha nah kan dia curhat :D

Tapi tentu aja, don't take it seriously, just for fun boleh juga tapi kalau dipikir ada benernya sih, rentang umur yang terlalu jauh biasanya bikin orang jadi ga nyambung. Semisal yang lahir tahun 90-an mungkin suka sama Britney, Nirvana, Alanis Morissette, Sinead O'Connor sedangkan yang lahir belakangan malah demen dengerin "Sakitnya Tuh Disini" punya Cita Citata sambil goyang-goyang megang botol Baygon -_-
Ya jelas ga nyambung.

Thursday 11 December 2014

My 1st Trip: Oktoberfest München


Buat gw yang selama di Indonesia jarang melakukan perjalanan dengan alasan ga diijinin mama, suka nyasar dan macet, selama di Jerman gw justru malah jadi seneng banget jalan-jalan. Banyak yang tanya selama disini gw udah kemana aja, well sebenernya buat ukuran orang yang udah dua tahun tinggal di Jerman, gw terhitung orang yang jarang jalan-jalan. Mungkin orang bilang gw bukan Wandervögel sejati, tapi setidaknya gw punya pengalaman yang ga akan pernah gw sesali.

Kalau ada babu baru (gw selalu bilang babu, karena orang sini ga ngerti babu artinya apa) yang gw kenal, gw selalu tanya mereka udah main kemana aja. Jawaban yang gw dapet hampir seragam "Belum kemana-mana mbak, ongkosnya mahal dan aku takut nyasar". Dang, gw benci banget dipanggil mbak -_-
Setiap kali ada yang bilang kayak begitu, ingatan gw selalu melayang ke tahun 2012 tepatnya bulan September tanggal 18.

Temen gw, namanya Wahyu, ngajak gw yang saat itu notabene baru datang ke Jerman tanggal 16 September untuk ikut ke München nonton pembukaan Oktoberfest (22/09). Gw langsung bingung antara pengen dan heran, namanya Oktoberfest kok bukanya September? Terlebih itu hari sabtu dan gw baru aja nyampe dua hari lalu, tapi gw ingin kesana. Gw putusin untuk ngomong sama babeh.


Banner Münchner Oktoberfest 

Saat itu gw lagi di dapur berdua sama babeh, dia sengaja ambil cuti dua hari supaya bisa tunjukin gw macem-macem.

Babeh: "Temen lo yang jemput itu siapa namanya? Wanu? Ngapain dia disini lo bilang? Petsitter?"
Gw: "Wahyu. Iya, dia petsitter karena udah ga ada anak kecil lagi di keluarga itu"
Babeh; "Terus Wahyu ada hubungi lo?"
Gw: "Ada"
Babeh: "Sag mal, dia tanya apa, gw penasaran"
Gw: #kepojuganihbulepikirgwsambilnengadahkarenasumpahdiatinggibanget "Dia ngajak gw ke Oktoberfest. Itu apa?"
Babeh: #dengansemangatlangsungngejelasin "Gw belum pernah tuh seumur-umur ke Oktoberfest di München"
Gw: "Apa itu ga aneh? Lo aja yang berojol di Jerman sampai sekarang belum pernah ke Oktoberfest, apalagi gw yang cuma setaun disini"
Babeh: "Lo mau kesana? Itu kesempatan langka, sana pergi!"
Gw: "Serius gw boleh pergi? Gw mau tanya itu sebenernya tapi kalau gw pergi, gw harus cabut dari sini Jumat karena gw harus ke Frankfurt dulu ke tempat Wahyu"
Babeh: "Hhhhmmm, itu berat. Jumat itu gw kerja, gw ga bisa antar lo ke Frankfurt, gw khawatir lo harus pergi sendiri"
Gw: "Terus bocah gimana?"
Babeh: "Alah gampang, dia bisa pergi ke emaknya atau ke temennya abis pulang sekolah, pokoknya lo harus pergi dan utang cerita sama gw gimana nanti disana"

Dapat lampu hijau dari babeh, gw langsung ngibrit ke kamar dan langsung kontak Wahyu. Saat itu juga kami cari tahu pakai apa nanti gw kesana. Gw disarankan pakai Schönes Wochenende Ticket tapi gw langsung bantah karena SWT berlaku mulai hari Sabtu jam 00.00, kalau pakai tiket biasa mahal soalnya. Akhirnya kami putuskan bahwa gw ke Frankfurt pakai Mitfahrgelegenheit sejenis nebeng gitu dan share cost. Ok sip, harganya 10 € dan itu murah.

Setelah gw SMS si Fahrer nya, akhirnya ditentukan tempat ketemuannya di Burger King Parkplatz depan Hauptbahnhof. Gw bingung, ke kotanya gw pake apa tapi syukurnya Putzfrau babeh - Frau Hui - mau nunjukin gw dimana Haltestelle nya dan nanti gw pakai Bus ke Trier. Ongkos Bus saat itu 3,75 € dan singkat cerita gw udah sampai di Frankfurt jam 16.00 dan kami akan berangkat ke München besok subuh pakai kereta yang jam 04.40 dan sampai di München siang.


Rombongan kami saat itu - plus Wahyu yang motret

Besoknya kami yang dibagi kedalam dua grup (10 orang dan satu grup lima orang) beli yang namanya Schönes Wochenende Ticket yang saat itu harganya 41 € dan dibagi lima jadi masing-masing bayar 8, 20 €. Tiket SWT ini cuma bisa dipakai pas akhir pekan (berlaku dari jam 00.00 hari Sabtu sampai dengan jam 03.00 hari Minggu. Kalau beli Minggu berarti berlaku sampai Senin jam 03.00 MEZ) dan bisa dipakai di seluruh Jerman dan beberapa negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Jerman.

Sesampainya di München, kami nunggu rombongan lain dari Konstanz dan total saat itu 23 orang. Ini bener-bener membuat stress, ga lagi-lagi jalan-jalan dengan jumlah orang sebanyak ini. Setelah orangnya lengkap semua, kami langsung menuju venue dilangsungkannya Oktoberfest, kesannya padat, basah dan dingin karena saat itu München diguyur hujan. Setelah puas keliling, kami pun pergi jalan-jalan di pusat kota lalu pergi ke Allianz Arena dan malam harinya pergi ke BMW Arena.


Pakaian tradisional Oktoberfest- Lederhose
Besoknya sebelum pulang kami menyempatkan diri dulu untuk nonton Parade Oktoberfest.


Lalu kami pulang dengan beli tiket SWT yang baru karena yang kemarin dibeli udah ga berlaku hahaha. Perjalanan sejauh itu gw hanya mengeluarkan ongkos 30,10 € dan itu murah banget. Jangan sekali-kali konversi Euro ke Rupiah, disini kami pendapatan dalam Euro jadi hitung sesuai dengan kurs yang berlaku. Kalau apa-apa selalu di konversi ke Rupiah, bisa ga kemana-kemana nantinya.








 


 


 

 

Suasana Oktoberfest saat itu

Gw yang baru lima hari di Jerman udah pergi ke München sendiri dan dengan ongkos yang murah, babeh selalu cerita hal itu ke semua temennya dengan bangga -_- Dia bangga tapi gw yang malu.
Gw nyampe Schweich lagi jam 23.30 dan bersyukur banget babeh nawarin jemput gw ke stasiun :D cuma sayangnya utang ceritanya ke babeh di pending sampai tiga minggu karena gw tonsilitis :p


Kosakata:

Wandervögel: orang yang hobi jalan-jalan
Sag mal: coba bilang
Parkplatz: tempat parkir
Hauptbahnhof: stasiun utama
Putzfrau: perempuan yang suka beres-beres rumah dan dibayar
MEZ: Mitteleuropäische Zeit atau waktu bagian eropa tengah



Pesanan Bakso Babeh

Hari minggu kemarin tiba-tiba babeh ngwhatsapp gw dan tanya barangkali hari itu gw ada Lust buat datang dan ketemu mereka. Gw yang saat itu baru aja bangun, langsung ke ingetan bahwa gw emang butuh mikser buat menghaluskan daging ikan karena rencananya gw mau bikim empek-empek. Langsung aja gw tanya apa gw boleh pinjem mikser sama wajan sekalian karena gw mau masak. Babeh tiba-tiba jawab:

Ja, natürlich. Ich leihe dir sie aus. Du kannst auch hier kochen und wir können ja auch zusammen essen. Ich möchte Fleißbällchen und Glasnudeln wieder haben, Vitri. 

Gubrag... Si babeh pengen bakso dong sama bihun. Jadi inget waktu perburuan calon babu pengganti, si babeh bilang kalau nanti pengganti gw harus bisa bikin bakso juga karena itu penganan wajib keluarga ini. Kan lucu ya makanan wajib di rumah bule bakso sama bihun plus sayur mayurnya dan dulu gw harus bikin bakso tiap seminggu sekali, sama bulgogi juga mereka suka.


Menu malam itu adalah bakso :D

Dipikir-pikir kangen juga masa-masa Au-Pair dulu, bisa bebas makan apa aja yang gw mau, bisa bikin apa yang gw ingin. Tinggal nulis apa yang gw butuhin di kertas terus sodorin babeh, langsung deh belanja. Babeh kemarin ngeluh, "selama kamu ga ada - dari Juli tanggal 8 sampai kemarin minggu tanggal 8 - aku udah turun berat badan 7 kilo". Kasian juga kalau di pikir-pikir ya.

Ternyata bukan cuma orang Indonesia aja yang seneng bakso, bule juga suka rupanya hahaha...





Wednesday 10 December 2014

Lass mich bitte nicht im Stich..

Hari Kamis

beep - beep 

X: Bisa tolong transfer ga segini-segini untuk ini dan itu tapi nanti di cek dulu barangkali uangnya cukup.
Gw: Ok, kabarin aja kalau emang harus transfer.

***

Hari Selasa

beep - beep

X: Udah transfer?
Gw: Ke siapa?
X: Ke gw!
Gw: Belum. Lo ga ngasih kabar jadi duitnya gw pake.
X: #iconmewek

***

(Juga) Hari Selasa

beep - beep

X: Gw besok kesana dan nginep di lo boleh? Gw datang sekitar jam 12 atau jam 13.
Gw: Jam segitu gw ga ada di rumah.
X: #bacadoangtapigabales
Gw: Oh ga jadi. Ok

***

Hari Rabu

X: Lo dimana? Gw nyampe jam 15 an.
Gw: (satu jam kemudian) Rumah.


Budaya PHP mungkin sudah biasa di Indonesia, menyebalkan memang tapi secara gak langsung trend PHP ini justru malah semakin banyak followernya dan jadi ajang lulu-lucuan dengan bilang "Anjrit, gw di PHP-in". Sayangnya budaya PHP ini termasuk budaya yang sangat gw benci dan tentu juga dibenci oleh siapa pun termasuk si tukang PHP nya sendiri, iya ga sih?

Kalau lo termasuk orang yang kerjaannya ngePHPin orang lain, jangan harap lo bakal diundang sama orang Jerman, karena undangan di Jerman itu mengharuskan orang yang diundang untuk langsung memberi kabar apa dia bisa datang atau tidak. Selain itu budaya Jerman yang sangat menghargai waktu ga bisa sejalan dengan mereka yang punya titel tukang PHP. PHP di jerman itu namanya "sich im Stich lassen" atau dalam bahasa Indonesia membiarkan terkatung-katung :p

Dua tahun hidup dengan orang Jerman membuat gw terbiasa dengan budaya disini yang selalu menghargai waktu. Mau nginep di temen, buka kalender. Mau ada temen datang dan nginep, buka kalender. Sampai waktu lelang di Ebay juga dicatet semuanya di kalender. Kalau tiba-tiba ada yang bilang mau datang dan lo sebelumnya udah ada rencana dan tiba-tiba ngebatalin tapi ga ada kabar dari tukang PHP dan akhirnya lo mutusin untuk pergi dan tiba-tiba lo dapet pesen bahwa dia lagi di jalan menuju tempat lo. Keren banget kan skenarionya? Rasanya udah bukan kayak terbang ke awan lalu berenang sama lumba-lumba pink lagi, tapi pengen banget gw ngelancarin jurus tendangan memutar atau tendangan mataharinya Kotaro Minami kalau kejadiannya kayak gitu.

Bitte, lass mich nicht im Stich, that's not funny you know, like pain in the a*s!!!

Gw yang tiba-tiba beken -_-

Hari ini ada acara tukeran kado natal di kampus, gw sebenernya ga merayakan tapi gw termasuk salah satu partisipan dari acara ini, niatnya sih cuma tahaddu tahabbu ,,Saling memberi hadiahlah niscaya kalian akan saling mengasihi". Sayangnya orang yang harus ngasih gw hadiah, tadi dia absen. Gw ga tau siapa orangnya karena si pemberi dan yang memberi itu dirahasiakan, cuma si Nana - cewek Rusia yang gw kasih kado - tahu kalau kado itu gw yang kasih karena gw datang telat karena kelamaan nyari kelas.

Jihan yang duduk di samping gw malah sibuk nyodorin kadonya ge gw, gw chill aja, pasti ada kado lain yang akan gw terima. Gak lama hp gw kelap-kelip biru, "wah Facebook nih" iseng-iseng gw buka karena materi belum di mulai juga. Ternyata hasil ngobrol-ngobrol minggu kemaren sama Bilo hari ini published, untuk kedua kalinya muka gw naik cetak di media :D

Jadi inget Agustus lalu, disaat muka gw juga sama-sama dimuat di media, mama langsung menghilang seketika, padahal itu malem-malem, lama kemudian dia datang lagi sambil bawa koran hari itu. Ya ampun, ternyata dia keliling nyari koran cuma buat liat gw disitu :'(

Mungkin ini kado yang gw terima sebagai balasan atas kado yang yang gw kasih untuk Nana :) Ternyata tidak harus selalu berbentuk kado, kadang bentuknya adalah ketenaran hahahahaha.

Friday 5 December 2014

Aupair: Apa sih kerjaan Aupair itu?

2012 kemarin gw sempet Aupair dan banyak temen yang tanya Aupair apaan, kerjanya apaan, sampai-sampai ga tahu gimana awalnya jadi banyak banget yang tanya apa ada keluarga yang lagi nyari Aupair juga sebaliknya, banyak yang tanya apa gw ada kenalan orang yang mau Aupair. Lama-lama gw buka agen aja kali ya :D

Mereka yang tanya gw, kebanyakan ga tau Aupair itu apa. Mereka tahunya tinggal di keluarga bule dan main sama anak. Mending mereka tahu kayak gini, gw dulu bahkan bengong tiap kali ada orang yang nyebut kata Aupair padahal pas jaman kuliah ada beberapa orang dari jurusan gw yang meniti karir sebagai Aupair, tapi sayangnya gw dulu ga menyerap informasi dengan baik.

Kalau ngutip dari Wikipedia sih artinya ini :

An au pair (plural: aux pairs) is a domestic assistant from a foreign country working for, and living as part of, a host family. Typically, aux pairs take on a share of the family's responsibility for childcare as well as some housework, and receive a monetary allowance for personal use.

Jadi Aupair adalah asisten rumah tangga dari negara lain yang bekerja dan tinggal sebagai bagian dari anggota keluarga. Umumnya, Aupair mendapat bagian tanggung jawab atas tugas rumah tangga dan juga anak serta mendapatkan uang bulanan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

Menurut definisi di atas jadi Aupair itu ga cuma main sama anak, tapi juga ngerjain pekerjaan rumah tangga seperti buang sampah ke luar, beresin piring bekas makan dan juga nyuci piring, ngeberesin piring dari mesin cuci, nata piring di meja makan, atau yang agak beratnya nyedot debu, ngepel, ngelap-ngelap perabotan, sesuai kesepakatan sama keluarganya tentunya. 

Kalau ada yang mikir kerjaan Aupair itu cuma berkecimpung sama anak itu jelas kurang tepat. Kalau ada yang berpikiran seperti itu, pasti pas datang ke keluarganya nanti kaget, "kok disuruh beres-beres, katanya cuma jaga anak?". Cuma jangan salah, jaga anak disini ga sama dengan jaga anak di Indonesia yang anaknya bisa diajakin nonton telenovela bareng sama Nanny nya. Anak-anak di Jerman sebagian besar sudah mulai dibiasakan untuk berdiskusi dan bebas bertanya apapun yang mereka mau. Mereka juga diharuskan untuk mengemukakan pendapat mereka, jadi kalau anak ngerasa bosan dia pasti bilang, kalau ga mau anak pasti akan nolak dan ga akan manut-manut aja seperti anak di Indonesia kebanyakan. Maka dari itu Aupair dituntut untuk memiliki "jiwa anak-anak" yang tahu kiranya anak akan seneng main apa. 

Aupair selain jadi temen main anak, juga sebagai mentor, yang ngajarin anak apa yang baik dan ga baik. Sebagian keluarga ada yang melarang keras Aupairnya untuk ikut menegur anak kalau anak salah, urusan orang tua katanya tapi ada juga yang dengan tangan terbuka menerima metode didikan baru dan diterapkan kepada anak karena ya seperti kita tahu semua orang bisa dan tahu cara mendidik anak, kecuali mereka yang punya anak :D

Menurut gw bisa punya pengalaman Aupair itu menyenangkan banget, karena bisa tahu gimana rasanya ngurus anak dan ngurus rumah sekaligus. Inget kesitu jadi makin nambah rasa cinta sama nyokap di rumah, iya gak sih? Kerasa banget repotnya masak sedangkan anak bentar-bentar teriak karena minta pindah chanel tv, sedangkan jam makan tinggal sebentar lagi. Ngeliat meja makan belum di tata, masakan yang harus di aduk sebentar-sebentar, anak yang teriak minta pindah chanel terus minta ambilin minum, di depan bel bunyi ada tetangga yang ngasih titipan paket, kebayang kan kayak gimana? Inget itu gw suka keingetan sama game Nanny Mania, dimana si Nanny lari sana sini mungutin baju yang berceceran di lantai terus masukin ke mesin cuci, si baby nangis minta ganti popok, terus emaknya di dapur minta dipanasin makanan, ayahnya datang masuk rumah pake sepatu berlumpur dan harus ngepel pokoknya aaarrrghhhhhhhhh.. Tapi kalau task dalam sehari bisa diselesaikan, rasanya seneng banget apalagi kalau nilainya expert. Nah kurang lebih gitu Aupair juga, tapi tenang aja, Aupair bukan game Nanny Mania yang makin hari tugasnya makin banyak, Aupair itu kerjanya setengah fleksibel, kadang satu hari full kesana kesini dan kadang di hari lain bingung mau ngerjain apa sampai ngupil aja pake acara ganti-ganti jari saking ga ada kerjaannya.

Satu hal yang penting, Aupair sebaiknya bisa masak karena kadang Aupair cuma ditinggal sama anak tanpa ada yang masakin. Mungkin sekali dua kali makan makanan cepet jadi itu asik juga atau mesen di restaurant cuma lama-lama enek juga. Cuma ga usah khawatir, orang jerman masak ga pake tujuh bumbu rahasia ala orang Indonesia kok. Rebus pasta terus udahnya di aduk pakai tumisan bawang putih plus minyak zaitun dan di atasnya dikasih taburan keju itu udah bagus banget. Atau kalau ga rebus kentang, sayur dan goreng sosis itu juga udah cukup. 

Ada kalanya Aupair harus tinggal di rumah cuma sama anak, berarti Aupair harus bawa anak untuk tidur. Stop segala aktivitasnya, bawa ke kamar mandi, ganti bajunya lalu bacain cerita atau bisa juga gantian anak yang bacain cerita untuk Aupairnya. Kalau sampai besoknya orang tuanya masih ga ada berarti harus siapin bekel untuk kesekolahnya, siapin sarapan, terus anterin ke sekolahnya. 
 
Nah jadi gimana? Mulai mikir untuk mundur jadi Aupair? Jangan dong..




Tuesday 2 December 2014

All begin with an A: Aupair

1. 12. 2014

Udah tiga kali Desember yang gw lalui di Jerman, Desember '12, Desember '13 dan sekarang Desember '14. Apa gw masih ada disini saat Desember '15 nanti? well, only heaven knows. Diantara semua musim, gw paling suka sama musim gugur, ya musim di antara bulan September sampai November, romantis menurut gw, karena dedaunan warna warni, ada yang kuning, kecoklatan bahkan sampai merah. Atau mungkin gw suka musim gugur karena perjalanan gw dimulai saat musim itu? Ya, 15. September 2012, gw pergi tinggalin keluarga gw untuk memulai abjad pertama gw yaitu A.

A untuk Aupair. Bisa dibilang semua berawal dari abjad A ini, dimana gw ngerasain tinggal dengan orang asing yang menjadikan gw bagian keluarga mereka dan begitupun sebaliknya. Gw ngambil keputusan ini diiringi tatapan ga rela dari mama gw, ga rela karena gw yang biasanya paling jauh pergi itu ke Jakarta itu pun ga lewat dua hari, sekarang harus pergi dan tinggal di Jerman selama 12 bulan tapi sayangnya sampai bulan ke 27 gw masih juga ada di benua biru.

Keinginan gw untuk Aupair bukan karena terinspirasi sama jurusan yang gw ambil (gw pernah kuliah ambil program bahasa Jerman) atau latah karena banyak temen ke luar negeri, bukan. Gw Aupair karena semata-semata gw males dan bosan abis lulus kuliah kalau langsung harus kerja. Gw kerja mulai dari bangku kuliah, jadi wajar di saat temen-temen gw bersemangat ikut interview sana sini, sedangkan gw malah mulai ngerasa bosan dan ingin memulai sesuatu yang baru.

Jujur, gw kuliah di jurusan bahasa Jerman karena gw salah isi kode jurusan, yang sebenernya gw ingin isi JP untuk bahasa Jepang, malah gw isi JR. Faktor salah jurusan membuat gw ga enjoy kuliah tapi ga bisa kalau harus cabut membuat gw kababayut, alias tidak berkembang dan tergusur bila dibandingkan temen-temen lain. Sampai akhirnya gw berhasil mencapai semester akhir dimana gw harus nyusun skripsi dan dapat dosen pembimbing yang aduhaaaaaiiiiiii. Saking aduhainya, gw harus rajin baca dan pahami buku-buku berbahasa Jerman yang tebelnya dua kilo yang biasanya selalu gw jadikan penutup mie instant cup disaat-saat menunggu tiga menit. Bukan cuma baca dan pahami tapi gw juga harus menganalisis bagian kalimat yang jadi subjek tugas akhir gw, disitulah gw mulai mencintai bahasa Jerman.

Saking cintanya, gw mulai buka buku pelajaran semester awal dan isi semua latihan-latihannya. Ga makan waktu satu bulan, semua materi semester 1 sampai 4 udah abis gw kerjain tapi gw masih juga dikejar yang namanya penasaran sampai satu hari gw liat papan pengumuman di mading jurusan bahwa ada satu keluarga yang nyari Aupair. Wtf, masang iklan babu kok di kampus?!? Itu yang ada di pikiran gw saat itu sampai akhirnya ada dua temen sekelas gw yang saat itu kuliahnya belum kelar, milih cuti dan jadi 'babu' ke Jerman.

Oh, ternyata namanya Aupair, bukan babu. Aupair itu pembantu, pembantu dalam artian sebenarnya loh ya bukan pembantu yang biasa di Indonesia di asumsikan bernama Inem, Ijah, Imas dan pakai seragam serta celemek dan seumur hidupnya didedikasikan di dapur untuk masak dan ngepel. Bukaaaaannnnn. Bukan itu. Pembantu disini adalah orang yang membantu :D ya karena Aupair harus membantu pekerjaan rumah tangga dari Host Family nya. Umumnya sih ngurus anak, tapi ada juga yang ngurus anjing, tapi seharusnya sih emang ngurus anak. Walaupun literally Aupair itu orang asing, tapi Aupair diperlakukan seperti anggota keluarga yang lain. Duduk satu meja, pergi nonton bareng, sama-sama makan es krim, berenang, main sepeda, dan lain-lain.

Gw waktu itu Aupair di keluarga single parent, ayah dan anak perempuannya umur delapan tahun. Gw diperlakukan layaknya anggota keluarga mereka, makan es bareng, pergi makan di restaurant, maen game tapi di sisi lain gw juga harus jagain anak perempuan itu kalau babehnya lagi ga ada. Gw juga masak untuk makan malam dan kadang juga makan siang. Seru banget tapi kadang juga ada saat-saat dimana gw ngerasa tinggal dengan orang asing, tapi bersyukur karena masalah yang gw hadapi ga pernah berlarut-larut.

Kerjaan gw pagi-pagi nyiapin bekel untuk si anak, roti dan buah atau kadang gw beli ke toko roti terdekat pakai sepeda kalau udah beres gw pergi ke tempat les. Sorenya gw jemput nih bocah dari sekolahnya terus main-main sebentar sebelum gw nyiapin makan malem. Abis makan malem kalau udara ga begitu dingin biasanya kita bertiga beli es krim, gw paling suka banget yang namanya Spaghetti Eis yang di atasnya ada Smarties. Malemnya gw nemenin anak itu mandi tapi ga tiap hari karena dia mandi cuma seminggu dua kali, atau nemenin gosok gigi, terus bacain cerita lalu beres deh kerjaan gw.


Ini kesukaan gw. Yuuummmm ^^


Gw ga pernah itung-itungan sama keluarga ini, jadi mereka juga ga pernah itungan sama gw dan entah gw beruntung apa sial saat gw ditawari untuk lanjut studi gw di Jerman. Bener-bener semuanya berawal dari A dan gw sekarang sedang dalam proses untuk bisa nyampe di hurup W, yaitu wisuda karena dulu gw berangkat kesini tanpa ngerasain yang namanya wisuda. Mudah-mudahan tahun 2015 ada rejeki gw untuk menuju hurup W itu, aamiin

Friday 14 November 2014

Aupair: Cara bertahan hidup di Gastfamilie

Di jam-jam kosong kayak sekarang gini sering banget gw ngelamunin masa-masa gw dulu diperbudak bocah (baca: Aupair). Sekarang kerjaan gw ngerjain soal latihan yang ga pernah ada abisnya, kalau bosen belajar paling banter gw nonton film dengan alasan sortir film mana yang harus di hapus. Sedangkan beberapa bulan kebelakang jam segini waktunya gw nemenin si bocah mandi, gosok gigi atau bacain cerita sebelum tidur. Dua tahun gw berkutat dengan kesibukan kayak begituan, apa ga bosen kalau lo tanya? Jangankan bosen, ngingetnya aja gw udah pengen muntah karena hampir tiap hari kerjaan gw gitu-gitu melulu. Cuma ya namanya aja rejeki, datangnya ga selalu dalam bentuk malaikat bersayap, terkadang wujudnya ya itu derita perlahan dan membosankan.

Tapi yang bikin gw cukup shock, belum juga 30 hari, udah ada 4 sampai 5 orang kenalan gw yang bermasalah sama Gastfamilienya. Bisa dihitung jari Aupair yang bertahan dikeluarganya sampai lebih dari 1 tahun dan ga ada masalah. Gw, yang muak banget tiap kali anak-anak bilang bahwa gw ini the master of babu, mencoba meneliti dan menyimpulkan masalah apa sebenernya yang dihadapi junior gw dikeluarga barunya yang asing. Biasanya masalah besar tersebut cuma terdiri dari tiga yaitu komunikasi, kultur dan ego. Gw tulis komunikasi berdekatan sama kultur karena ini saling berhubungan.

Sebagai Aupair yang datang ke negara baru dan langsung jadi anak yang sebatang kara di negara yang entah punya RT apa nggak ini, jelas mengharapkan sosok keluarga yang bisa ngobain rasa kangen rumah, setidaknya bisa sedikit mengalihkan dari mewek berkepanjangan. Sedangkan Gastfamilie, mereka mengharapkan seseorang yang bisa get along dengan mereka, duduk semeja, ketawa bareng dan yang paling utama dibantu dalam mengurus anak dan rumah. Sebagai orang yang sama-sama asing, maka komunikasi sangat dianjurkan. Contohnya gw yang selalu ga keabisan topik aneh buat ngomong pernah nanya kenapa di Jerman semua orang makan pakai garpu sama pisau, termasuk makan nasi, kenapa ga pakai sendok. Dari situ mereka dan gw mulai ngobrol banyak, gw juga cerita kalau di Indonesia hampir semua orang makan pakai tangan kecuali makanan yang berkuah dimakannya pakai sendok -karena kalau ga pakai sendok namanya itu kobokan- dan itu juga pasangannya garpu, bukan pisau. Jadi GF (Gastfamilie) ga akan aneh kalau kalian makan pakai sendok, asal jangan langsung pakai tangan aja karena sebagian orang jijik ngeliatnya.

Contoh diatas udah ngewakilin tuh yang namanya komunikasi dan kultur, lantas hubungannya sama ego apa? Jelas ada. Kalau si Aupair selama lahir makan pakai tangan dan belum pernah makan pakai sendok, garpu apalagi pisau dan dia ngotot ingin makan pakai tangan karena dia udah kebiasaan begitu padahal udah tahu kalau sekeluarganya jijik ngeliatnya, mending stop makan pakai tangan dan mulai belajar makan pakai sendok, garpu atau pisau. Andere Länder andere Sitten, lain lubuk lain ikannya.

Atau ada contoh lainnya, kayak temennya temen gw yang tiap hari kerjanya selalu ingin cepet beres karena ingin belajar supaya bisa masuk universitas Jerman. Kalian jangan lupa bahwa jika kalian terlalu ngurusin ego untuk kuliah, bisa-bisa bukannya kalian kuliah di Jerman, yang ada malah kalian balik ke Indonesia. Boro-boro kuliah, aupair aja ga lulus. Ga mau kan kayak gitu? Karena selama Aupair, tugas utamanya itu jagain anak dan untuk belajar bahasa kan kalian dikasih kesempatan untuk les. Jangan cari-cari alesan les cuma seminggu 1x, dan kalau belajar setelah jam Aupair beres itu cape, kalau niat belajar pasti bakal dikejar.

Kalau ada masalah atau ada pekerjaan yang harus dilakuin diluar Vertrag dan kalian keberatan, harus bilang terus terang jangan diem aja berharap mereka ngerti sendiri. Ini Jerman, bukan Indonesia dan hentikan banyak basa-basi. Kalau kalian keberatan, bilang keberatan. Kalau butuh bantuan, bilang butuh. Jangan bilang ga butuh tapi sebenernya butuh banget. Disini orang ga akan maksa kalau kalian bilang nggak. Kamu mau makan? Nggak. Ok fine. Ga akan ada yang maksa-maksa kalian buat nyoba kayak di Indonesia walaupun kalian sebenernya ingin dipaksa, jangan harap. Kalau kalian ngerjain sesuatu dan selama itu ga ada keluar kalimat "Gw kerepotan dan butuh bantuan" maka kalian ga akan dapat bala bantuan.

Kalau ada yang ga beres coba komunikasikan langsung dengan keluarga daripada curhat di medsos pake bahasa Jerman dan apesnya di baca GF lalu langsung besoknya dikeluarkan. Atau ada masalah dan langsung inisiativ cari keluarga tanpa membicarakannya dulu dengan GF dan tahu-tahu GF kalian nemu iklan kalian di internet ya namanya cari mati. Datang tampak muka, pergi tampak punggung. Behave..

Itu sih sebenernya yang harus diperhatikan, jangan terus-terusan mikir take and give tapi give more and you will have more too. Kalau kalian perhitungan dalam kerja, dalam apapun, maka selamat sampai kapanpun hubungan kalian hanya sebatas Aupair dan majikan. Bukannya kalian Aupair berharap untuk mendapat jaminan kuliah nanti? Menjamin adalah urusan yang berat buat GF, karena dia mempertaruhkan segalanya disana. Mereka ga akan pernah menjamin kalian kalau kaliannya perhitungan dan tidak bisa dipercaya. So, you know now what to do, right?

Good luck.


Indonesian Habbit: Basa-basi?!? Ah, basi

Dulu pernah ada iklan salah satu produk rokok yang slogannya "Bukan basa-basi", ga tahu sekarang iklan itu masih ada atau ga. Kalau ngomong masalah basa-basi, disini gw udah jarang banget nemuin orang yang suka basa-basi, semuanya cepet, ringkas, padat. Guru gw di kelas pernah bilang, kalau ga salah surat resmi untuk walikota yang isinya tralala. Beliau bilang gini, "Satu hal yang harus kalian ingat dan catat baik-baik, tulis sesingkat mungkin. Ini surat resmi, bukan lomba nulis puisi, ga perlu di urai-urai indah segala macem. Mereka yang di negaranya dulu kebiasaan harus pakai basa-basi kalau ngomong atau nulis surat, disini lupakan, walikota orang sibuk, ga ada waktu buat baca uraian kata-kata indah dari semua orang".

Denger itu gw langsung nyengir kalau inget surat undangan di Indonesia yang sempet-sempetnya ngajak penerima undangan buat baca doa dulu :D Tapi ya namanya kebiasaan, walaupun aneh tetep aja susah diubahnya. Mungkin kebiasaan ini lah yang menjadikan basa-basi lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, alasannya beragam mulai dari takut dibilang ga tahu tatakrama, sombong atau apalah lain-lainnya dan alasan-alasan tersebut merujuk pada satu hal yaitu kesopanan.

Inget postingan gw kemarin-kemarin tentang pidato bahasa Inggris bapak presiden? Inget lah ya, karena di satu sosmed gw disemprot dan dibilang ga peka, maka gw dengerin lagi itu pidato beliau takutnya ada yang luput dari pendengaran gw. Ternyata sama aja, ga ada yang kelewat. Orang yang nyemprot gw bilang, kalau gw udah denger baik-baik isinya, pasti gw ngerasa miris tapi ternyata gw ga ngerasa gitu tuh, gue malah nyengir karena gw menyadari bahwa presiden Indonesia merupakan orang Indonesia tulen, ga ada yang salah sebenernya dengan isi pidatonya, yang salah mungkin karena beliau adalah presiden, wajar ya kalau presiden pasti ada pro dan kontra. Kalau dia orang biasa, paling pas ngomong gitu cuma dibilang "Alah apaan sih lo men, basa-basi banget, ngarti arti investasi aja kagak, sok-sokan ngajak buat invest".

Kenapa di atas gw bilang beliau adalah orang Indonesia tulen? Karena beliau dalam pidato tersebut melakukan apa yang biasanya orang Indonesia lakukan, basa-basi demi kesopanan, takut dibilang songong dan sebagainya. Gw bukan orang pro politik, gw hanya penonton yang mengamati sambil sekali-kali minum kopi, sedikit-sedik nyatat biar ada bahan buat dihujat, ga deh kalau yang ini. Jadi disini gw berpendapat netral. Gw juga bukan termasuk tipe orang yang langsung mudah termakan suatu berita dan lantas jadi berapi-api ketika gw membaca headline yang tulisannya "Jokowi mau jual Indonesia ke pengusaha asing" something like that.

Kita lihat beliau berpidato dimana, beliau berpidato di APEC yang panjangnya Asia-Pacific Economic Cooperation. Beliau disitu juga bilang bahwa beliau itu mantan pengusaha, apa sih yang ada dikepala pengusaha ketika dia ingin usahanya berkembang dan dalam waktu yang sama mendengar kata ekonomi. Jelas yang keluar adalah investasi, karena ekstensifikasi dan intensifikasi hanya diketahui oleh guru IPS. Seandainya presiden saat itu jadi pembicara di forum yang membahas mengenai pariwisata, mungkin dia akan bilang "Ayo datang ke Indonesia untuk liburan, banyak alam yang menarik yang masih asri" dan mungkin nanti langsung muncul headline tandingan "Presiden akan menjual kelestarian alam Indonesia pada pihak asing", mau sampai kapan? Apa mau kayak film itu tuh yang nyampe 8 season ga kelar-kelar?

Kalimat presiden tersebut langsung memancing opini publik yang sayangnya gampang banget kemakan aura negativ. "Oi, presiden bilang ke pengusana dunia di konferensi Beijing sana, buat investasi di Indonesia. Faaakkk, dia mau jual negara kita tercinta. Dia mau kalau rakyat Indonesia jadi tamu di rumah sendiri, blablabla". Jangan lupa, dia orang Indonesia yang mungkin masih menjunjung tinggi "basa-basi demi kesopanan". Makanya ilangin sih kebiasaan itu, makin banyak kata yang keluar justru makin banyak kemungkinan untuk terjadinya kesalah pahaman, apalagi di Indonesia ada saingannya Mario Teguh. Cuma bedanya Mario Teguh ngasih inspirasi nah kalau dia malah memprovokasi. Sayang lah kalau Indonesia harus saling serang di media sosial yang sayangnya bisa dibaca oleh seluruh umat di dunia dan di terjemahkan ke dalam bahasa apapun secara seketika.

Yuk, coba berfikir netral, expand your mind, and your heart...

Wednesday 12 November 2014

Indonesiaku sayang, Indonesiaku malang!!!

Sekarang gw lagi rajin baca koran yang muat kabar tentang Indonesia, ada aja tiap hari hal baru yang bikin gw senyum-senyum, emosi, sedih bahkan sampai mengerutkan kening saking ga ngerti karena beritanya ga penting banget tapi di muat di bagian rubrik populer, wtf.

Beberapa hari kebelakang di Indonesia orang-orang lagi santer ngeberitain Persib yang akhirnya bisa menang setelah 19 tahun kalah melulu, ngalahin move on nya Cinta vs Rangga kalau kata orang bilang. Atau ada juga kakek petelur yang usut punya usut itu telur bukan telur kakek tapi telur ayam dan yang baru-baru ini ramai dipuji dan dicaci yaitu video mengenai kristenisasi yang diunggah di Youtube. Cuma yang menggelitik gw untuk mengomentari bukan ketiga berita di atas, tapi berita mengenai pidato presiden Indonesia yang baru, Joko Widodo, di Beijing pada 10. 11 kemarin dalam rangka menghadiri Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).

Gw baca di salah satu artikel yang temen gw share ke Facebook, disitu disebut bahwa katanya Jokowi bahasa Inggrisnya ancur lebur berantakan dan memalukan sampai-sampai dua keponakan dari yang empunya artikel yang katanya les di LIA ngerasa malu dengernya. Segitu parahkah beliau dalam berbahasa Inggris?

Well, yang jelas gw sedih waktu gw baca komenan orang-orang di tautan artikel tersebut. Jujur, mental bangsa seperti itulah yang membuat negara kita, Indonesia, cuma masuk dalam G20 yang padahal sebenernya cukup disayangkan karena negara kita itu notabene adalah negara yang sangat kaya. Lantas apa hubungannya antara bahasa Inggris, mental pembully dan perekonomian? Jelas ada. Pernah denger kan kisah tentang pulau Solomon yang menebang pohon hanya dengan meneriakan kata kutukan? Kalau belum, bisa dibaca disini. Inti dari kisah yang terjadi di pulau Solomon itu adalah untuk mematikan potensi sesuatu, tidak dibutuhkan serangan fisik tetapi mental. Jika mental bangsa Indonesia dari sekarang sudah menjadi mental pencemooh, maka kita lihat bersama-sama 10 tahun kedepan yang tersisa di Indonesia hanya mereka yang berpikiran sempit dan senang mencemooh karena sisanya pada lari ke luar negeri dimana pikiran dan kemampuan mereka lebih di apresiasi di luar sana.

18 tahun lalu ketika gw masih duduk dibangku sekolahan, saat itu gw mulai sedikit-sedikit berbicara menggunakan kata-kata dalam bahasa Inggris dan Jepang. Tahu apa yang teman-teman gw bilang? "Lo ngomong bahasa Inggris apa kumur-kumur? Jelek banget, mending gw sekalian jelas-jelas ga bisa daripada lo yang ga bisa tapi sok-sokan ngomong bahasa Inggris". Gw yang saat itu masih duduk di bangku SD cuma bisa diam dan ga pernah lagi mau coba untuk ngomong pakai bahasa Inggris apalagi bahasa Jepang di depan orang lain. Ya, temen gw sudah membunuh karakter yang ada dalam diri gw. Gw cuma bisa latihan ngomong di depan cermin seolah-olah ada seseorang yang ngobrol dengan gw, atau baca buku bahasa Inggris dikencengin seolah-olah gw lagi ngobrol beneran, mana pakai intonasi segala. Sampai suatu hari mama dan nenek gw tahu apa yang terjadi sama gw karena tiap kali mereka suruh gw baca pake bahasa Inggris, gw malah ngibrit lari ke kamar.

Gw bersyukur dididik bener dalam keluarga, karena mama dan nenek gw saat itu ngajarin yang namanya kompetisi sehat dan mulai saat itu gw sangat mencintai yang namanya bahasa asing. Sekarang gw senyum kalau inget sama apa yang diucapin temen gw.

Seandainya gw ketemu dia, gw mau bilang gini "Lo bego banget, lo bangga karena lo tolol, ga ada kebisa dan ga mau nyoba" tapi ga deh, gw ga akan ngomong gitu. Justru gw berterimakasih sama dia karena berkat dia sekarang gw bisa terdampar di Jerman dan sudah tinggal disini selama 23 bulan. Apakah lantas gw yang udah 23 bulan tinggal di Jerman bisa lancar ngomong persis kayak orang Jerman tanpa melakukan kesalahan? Lo salah besar. Gw masih suka melakukan kesalahan dan orang Jerman juga demikian. Darimana gw tahu kalau ternyata mereka juga ngomongnya suka salah? Gw tinggal selama 22 bulan di keluarga Jerman dan selama itu gw mengobservasi tata cara mereka ngomong, intonasi, pelafalan hingga kesalahan-kesalahannya dan kalau mereka salah dalam segi tata bahasa, gw ga segan-segan untuk koreksi dan mereka juga seneng gw melakukan itu.

Gw selalu minder kalau orang Jerman bilang gw ngomongnya bagus, apa mereka nyindir? Gw selalu menanggapi bahwa bahasa gw belum bagus, gw masih harus sangat banyak belajar bahasa Jerman karena banyak yang gw belum pahami. Tapi kalian tau apa yang mereka bilang? "Ga usah khawatir, kami dididik untuk tidak menertawakan kesalahan yang dibuat oleh mereka yang sedang belajar karena itu akan membuat mereka kecewa dan memadamkan semangatnya. Kami juga mengakui bahwa bahasa kami susah dan satu hal yang harus kamu ingat, bahasa Jerman bukan bahasa kamu. Kami sudah senang jika orang asing mau mempelajarinya. Bahasa bukannya media untuk menyampaikan pesan? Jadi selama kami mengerti dan bisa berkomunikasi dengan kamu, apa yang harus kami permasalahkan?".

Selama disini gw banyak ngelakuin yang namanya analisis diri, apa mungkin bangsa Indonesia ga bisa maju secara optimal karena disebabkan oleh mental bangsa? Yang senang merendahkan kemampuan orang lain, yang hobi memberi kritik tapi anti jika sendirinya mendapat kritik, yang harus selalu menomor satukan gengsi supaya dihormati dan dipuji orang lain. Seandainya bangsa Indonesia bener-bener mengaplikasikan yang namanya Bhineka Tunggal Ika, ga akan terjadi kerusuhan dimana-mana. Seandainya orang Indonesia menerapkan toleransi yang dulu dipelajari di bangku SD, ga akan ada komentar-komentar menyakitkan mengenai agama seseorang karena bukankah kita mengenal yang namanya 'agamaku adalah agamaku, agamamu adalah agamamu'?

Ga usah menghina-hina orang lain karena dia ga lulus SMA. Ironinya, gw ngeliat para penghina tersebut menghina yang namanya seorang perempuan, seorang ibu dan menteri pertama Indonesia yang hanya mengantongi ijazah SMP menggunakan media yang dihasilkan oleh mereka yang drop out. Lo pikir yang bikin Facebook sekolah sampai ke negeri China? Lo pikir orang yang bikin laptop Apple mahal lo orang yang punya gelar berderet di belakang namanya? Gw bikin statement gini bukan karena gw setuju kalau pendidikan itu ga penting, justru gw sangat setuju kalau pendidikan itu penting, cuma ga usah lah sampai menghina pakai kata-kata kasar toh bahasa ga beli kok. Walaupun dia menuntut ilmu sampai gelarnya berderet-deret, kalau dia ngomong kasar dan tidak tahu tatakrama, maka sudah jelas kalau orang tersebut tidak berpendidikan, dia hanya belajar lebih lama dari orang lain. Respect: Learn it before you earn it. (Anthony Avila)

Pull yourself together people!!!

Kerudung vs Prancis

Kemarin salah seorang temen tanya gw satu pertanyaan yang cukup menggelitik sebenernya yaitu mengenai keramahan Perancis terhadap muslim terutama yang pake hijab dan dia tanya apa bener kalau di Perancis ga boleh pake hijab. Well, sebenernya gw ga tinggal disana tapi sedikitnya gw tahu apa yang terjadi.

Sepertinya kekhawatiran teman-teman perempuan yang berjilbab awalnya bisa jadi karena artikel ini. Sebagian yang membaca mungkin punya pikiran betapa beruntungnya perempuan tersebut punya suami kaya yang bisa membayar denda sehingga perempuan tersebut bisa bertahan dengan aqidahnya, tapi ga sedikit juga yang mungkin punya pikiran apakah sebaiknya dilepas saja kerudung atau hijab atau penutup kepala yang sekarang dikenakan jika akan datang ke negara di Eropa khususnya Prancis daripada bayar denda ya mending copot aja kerudungnya, gitu ga sih? Well, itu terserah kalian, you have your own choise and you're not a girl anymore.

Cuma satu yang harus gw garis bawahi disini, perempuan tersebut di denda karena mengenakan burga atau burka atau juga burqa, whatever. Burqa beda dengan kerudung atau bahkan penutup kepala, mungkin sebagian orang menyebutnya bukan burqa tapi niqab yang merupakan kain yang menutupi wajah yang biasa digunakan oleh beberapa wanita muslim, di Indonesia penutup tersebut dinamakan cadar.

Cadar tersebut yang di Prancis dan dibeberapa negara di Eropa disebut burqa dilarang keras di Perancis karena pemerintah Prancis menyebutnya sebagai salah bentuk ketidaksamarataan antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan wanita Prancis yang mengenakan burqa juga mempunyai pendapat sendiri mengenai peraturan pemerintah yang mulai diterapkan pada tahun 2011 ini, yaitu pengekangan kebebasan beragama juga kebebasan berpendapat dan berekspresi serta tidak menghargai privacy dari perempuan tersebut. Sampai saat ini kurang lebih sudah 2000 perempuan muslim Prancis yang dikenakan denda yang besarnya mulai dari kisaran 150 € dengan alasan karena mengenakan burqa.

Sebenarnya menurut pandangan Islam sendiri apakah burqa diperbolehkan, dianjurkan atau bahkan dilarang? Semua umat Islam tentu jika melakukan sesuatu dianjurkan untuk merujuk kepada Al-Qur'an dan Hadist dan aturan tersebut dimuat dalam Al-Qur'an pada surat An-Nur ayat 31 yang isinya “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya”. Yang biasa nampak menurut pandangan para sahabat seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan juga Aisyah ialah muka dan kedua tapak tangan.

Pada riwayat lain juga disebutkan yakni menurut sabda Rasulullah  kepada Asma’ binti Abu Bakar, “Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya” [HR Abu Dawud]

Jika berdasarkan pada dua hal tersebut di atas maka dalam Islam tidak ada aturan untuk mengenakan burqa. Gw sendiri dulu pas jaman masih ngampus pernah denger bahwa burqa tersebut merupakan bawaan dari jaman peradaban jahiliyyah, bener atau enggaknya only heaven knows karena gw belum pernah hidup di masa itu. Konon katanya, semakin tebal burqa yang dipakai maka semakin rendah derajat seorang wanita (budak) dan semakin tipis burqanya - biasanya yang benangnya terbuat dari emas atau sutra - maka semakin tinggi derajat seorang wanita. No offense.

Ok, stop dari membahas agama karena gw bukan pakarnya jadi balik lagi ke Prancis. Gw udah beberapa kali kesana dan semuanya gw kesana pake kerudung, apakah gw disergap polisi? Tidak. Apakah gw dikenakan denda karena berkerudung? Juga tidak karena gw juga cuma bawa duit 20 € doang hahaha. Temen gw juga cerita kalau dia belum pernah disergap polisi atau didenda karena berkerudung di Paris, Prancis. Dia jalan-jalan biasa sama kayak orang lainnya dan juga minta tolong dipotoin sama orang yang lewat karena dia ga punya tongsis. Disini dia ngerasa sedikit ada yang aneh, ada beberapa orang Prancis yang dia samperin untuk dimintain tolong ngibasin tangan di depan temen gw seolah temen gw ini lalat, sebagian ada juga yg cukup sopan dengan ga menghiraukan temen gw dan lebih memilih berjalan 'menembus' nya, temen gw mikir ini orang kenapa sampai akhirnya dia menemukan jawabannya di beberapa tempat disana, yaitu pengemis di Prancis sebagian besar berkerudung. Orang-orang itu nyangka temen gw pengemis ternyata -_-

So, yang mau ke Eropa dan berkerudung, pede aja. Yang mau pakai burqa juga silakan cuma efek samping mari kita tanggung masing-masing. Mau dilepas kerudungnya karena ga mau jadi orang minoritas juga silakan karena for your record di Eropa banyak yang berkerudung jadi kurang tepat kalau lo bilang ga mau jadi minoritas. Selama ini gw pakai kerudung ga pernah ada masalah, dapat perlakuan ga adil karena berkerudung sih pernah cuma ya selama tidak membahayakan kenapa harus dilepas :D
Lagian mau di Eropa atau di Indonesia juga banyak orang yang ngebeda-bedain perlakuan sama yang berkerudung. Sabar aja, brace your self, we live in the world where some woman are being paid to be naked, whilst other get fined for being covered.

Sunday 9 November 2014

Aturan Baru untuk Sprachstudent Visum

Tanggal 12 September 2014 kemaren hampir genap 2 tahun gw tinggal di Jerman. Berarti saatnya untuk mengajukan Aufenthaltserlaubnis yang baru (visa) dan dalam hati gw berdoa semoga kali ini gw mendapat perlakuan yang lebih baik, aamiin. Saat itu hari Jumat menjelang siang dan gw harus buru-buru karena gw saat itu kerja jam 13.00. Harus datang on time hari itu, karena boss gw kerjaannya nyureng melulu soalnya hampir tiap hari gw datang telat :D Harap jangan ditiru.

Gw langsung menuju kamar nomer lima karena disitulah semua visa pelajar asing diurus, sayangnya hari itu si petugas, Frau Warscheid namanya, lagi cuti liburan dan dialihkan gw ke kamar nomer satu, Frau Morschet. Gw ketuk pintunya dan gak lama kemudian gw dipersilahkan masuk lalu duduk. Gw ditanya apa keperluan gw dan gw bilang bahwa gw mau memperpanjang izin tinggal gw. Berikut percakapannya kurang lebih:

Gw (G), Frau Morschet (FM)

G : Gw mau memperpanjang izin tinggal gw.
FM: Anda bawa dokumennya)
G: (langsung nyodorin passpor sama surat keterangan dari tempat les. Surat keterangan dari kampus sengaja ga gw kasih)
FM: (ngetik sesuatu di komputernya lalu beliau mencicit - kurang lebih begitu karena suaranya pelan dan kecil tapi tinggi persis seperti burung pipit) anda pindahan dari Trier Kreis ya jadi saya belum bisa proses dulu data anda karena saya harus tunggu dulu dokumennya dikirim dari sana, tapi saya bisa isi dulu formulirnya untuk anda. (Seketika gw lemes waktu FM nyebut kalimat "Trier Kreis" karena gw punya pengalaman buruk disana) Anda sekarang les ya di Uni Trier, lalu apa Anda punya asuransi kesehatan?
G: (Nyodorin surat keterangan dari asuransi sekaligus surat jaminan dari keluarga waktu gw Aupair dulu)
FM: Ok, makasih, tapi saya masih butuh bukti finansial anda dari mana datangnya.
G: Gw dapet jaminan dari keluarga jerman dan itu keterangannya ada di tangan anda.
FM: oh super, mereka transfer uangnya atau gimana?
G: Ga, mereka kasih gw langsung tiap bulan (ini bohong banget karena gw nyari duit itu sendiri, keluarga Aupair gw kasih jaminan sehingga gw ga ditagih duit 8000 EURO!!! Itu duit semua men, ga mix sama daun)
FM: Ok, ini formulir data diri tolong di isi ya dan datang lagi minggu depan hari jumat, mudah-mudahan dokumennya sudah datang.
G: (Ngeloyor pergi sambil bilang makasih)


Jumat, 19 September 2014

Gw langsung datang ke kamar 1 dan ternyata FM ga ada sodara-sodara. Di pintunya ditulis bahwa tamu yang datang bisa masuk ke kamar 10 atau 11 dan gw memutuskan untuk masuk ke kamar nomer 11. Ada bapak-bapak disitu yang gw lupa siapa namanya tapi kita sebut aja Herr Keine Ahnung (HKA).

G: Hallo, minggu kemaren jumat gw datang ke kamar 1 buat perpanjangan visa tapi beliau sekarang ga ada lagi liburan. Gw disuruh datang lagi kesini karena dokumen dari Trier Kreis belum datang, sekalian ngasih ini formulir.
HKA: Bentar saya cek dulu. Oh iya belum datang, jadi datang lagi aja minggu depan ya.
G: Hari jumat lagi? Tapi minggu depan visa nya tinggal seminggu lagi, gapapa tuh?
HKA: Gapapa kok yang penting diperpanjang sebelum tanggal 30 September dan minggu depan bebas kamu bisa datang kapan aja kamu mau.
G: Ok, makasih, bye.


Rabu, 24 September 2014

Gw putusin datang hari rabu dan karena HKA lagi ada tamu jadi gw putusin masuk ke kamar 10, Frau Jungling (FJ).

G: (ngulang cerita dari awal lalu nyerahin formulir dan ga lama FJ keluar ruangan lalu balik bawa map dokumen gw)
FJ: Jadi anda mau les lagi ya? Bisa saya liat KTP anda dan paspor? (lalu gw serahin dan FJ lanjut ngomong) Anda tau kan kalau visa Sprachstudent hanya 18 bulan?
G: (pucat pasi karena gw tinggal punya waktu 6 bulan lagi) Iya.
FJ: Ok, kalau gitu saya kasih anda satu tahun ya, karena di Aufenthaltstitel (KTP) anda ini baru 6 bulan. Sampai September 2015 anda punya waktu untuk lulus DSH tapi jangan tunggu sampai waktunya habis ya :)


Alhamdulilah, ternyata Allah SWT itu emang ga tidur, Dia selalu tahu apa yang dibutuhkan hamba-Nya :D Setelah 1 tahun dapat perlakuan aneh dari Ausländerbehörde (selalu dapat visa cuma 6 bulan dan ini mahal banget) akhirnya kebayar juga hehehe. Terimakasih Yaa Allah dan juga Frau Wiersch, karena dia itu yang iseng selalu ngasih gw visa yang cuma 6 bulan dan itu mahal, padahal temen-temen yang lain dikasihnya 1 tahun bahkan ada juga yang lebih .

Ga kebayang kalau gw cuma dikasih visa 6 bulan, es wird aber zu knapp, ya gawe, ya les, ya persiapan ujian, aaarrrggghhhh. Soalnya yang gw tahu, kesempatan untuk jadi Sprachstudent (termasuk les bahasa jerman, les persiapan Studkol dan juga Studkolnya sendiri) itu 2 tahun lamanya, boleh kurang tapi ga bisa lebih. Kalau dalam 2 tahun belum juga lulus DSH, Test Daf, Studkol atau bahkan belum dapet tempat Studkol sama sekali, itu pertanda bahwa kalian mungkin akan pulang habis. Waktu jaman 2 tahun aja banyak yang pulang habis, apalagi sekarang yang cuma 18 bulan, bener-bener harus pintar bagi waktunya, karena serius ya, disini itu asik, waktu kadang kerasa banget lamanya cuma seringnya ya ga kerasa tiba-tiba aja udah harus pulang habis T-T itu temen gw yang bilang karena unfortunately dia harus pulang habis.

Saturday 8 November 2014

Studienkolleg, haruskah?

Banyak orang bilang kalau lulusan dari Indonesia harus ikut dulu yang namanya Studienkolleg selama dua semester kalau mau kuliah di Jerman, bener ga sih? Iya bener kok, cuma ga semua lulusan sekolah Indonesia harus ikut Studienkolleg. Hanya mereka yang belum pernah berkuliah minimal dua semester yang harus ikut Studienkolleg, mungkin karena sistem dan rentang waktu pendidikan antara Indonesia dan Jerman yang berbeda yang menjadi alasan diharuskannya untuk mengikuti Studkol. Di Jerman tingkat pendidikan setara SD sampai SMA diselesaikan dalam kurun waktu 13 tahun, sedangkan di Indonesia jenjang pendidikan tersebut hanya ditempuh selama 12 tahun. Mungkin untuk mengisi perbedaan satu tahun tersebut maka mereka yang belum pernah kuliah diharuskan untuk menggenapkan pendidikannya sesuai dengan di Jerman yaitu menjadi 13 tahun, sepertinya karena alasan inilah banyak yang bilang bahwa Studkol yaitu kelas penyetaraan. Untuk mengetahui apakah seseorang diharuskan mengikuti Studkol atau tidak, maka bisa di cek di Anabin.


Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum kalian mengikuti Studkol, yaitu:

  • Buktikan bahwa nilai kelulusan kalian memang layak dan diakui untuk melanjutkan sekolah di Jerman.  Umumnya jika kalian bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di negara asal kalian, maka teknisnya kalian juga bisa untuk melanjutkan studi di Jerman.
  • Buktikan juga apakah kalian bisa langsung melanjutkan studi ataukah harus mengikuti Studkol dahulu. Caranya ya itu tadi dengan mengeceknya di Anabin.Apabila ternyata sekolah kalian tidak terdaftar dalam Anabin, jangan dulu berkecil hati, mungkin saja daftar tersebut ga update karena sekolah kalian baru saja mengikuti akreditasi, maka yang harus kalian lakukan yaitu menghubungi kontak ini, bisa melalui telpon ataupun email.

Daftar lulusan SMA di Indonesia berdasarkan tahun menurut Anabin.


IPA (Naturwissenschaft)


IPS (Sozialwissenschaft)



Bahasa (Sprachwissenschaft)


  • Tanyakan pada instutut Studkol pilihan kalian, berkas-berkas apa saja yang kalian perlukan untuk mendaftarkan diri kalian untuk mengikuti Studkol. Ini penting karena kelengkapan dokumen yang diminta oleh setiap institusi biasanya berbeda. Jika dokumen yang kalian serahkan tidak lengkap, maka pendaftran tidak dapat diproses.
  • Cek apakah kalian bisa mendaftar langsung melalui situs institut pilihan kalian ataukah harus melalui uni-assist.
  • Ajukan permohonan visa dengan tujuan untuk persiapan studi di kedutaan Jerman yang ada di Indonesia. Persiapkan jauh-jauh hari karena kalian diharuskan membuat termin terlebih dahulu.
  • Persiapkan diri kalian untuk mengikuti tes seleksi masuk Studkol. Materi yang diujiankan berbeda setiap institutnya. Di sebagian universitas ada yang menjadikan bahasa jerman dan matematika sebagai materi dalam ujian penerimaan, ada juga yang hanya menguji kemampuan bahasa jerman saja, biasanya dalam bentuk tes tertulis pilihan ganda atau mengisi teks yang kosong (Niveau B1 dan B2). Informasi tersebut bisa kalian dapat di situs Studkol.
  • Mengikuti ujian masuk Studkol. Di beberapa negara ada juga yang menyediakan ujian Studkol dan Studkol itu sendiri tanpa harus datang ke Jerman. Di Indonesia juga ada dan bisa dilihat disini.

Jika kalian lulus dalam ujian masuk, maka kalian sudah siap untuk mengikuti Studkol selama satu sampai dua semester atau mungkin tiga dan jalan kalian untuk kuliah di Jerman sudah mulai terbuka. Jangan leha-leha dan menganggap enteng kalau sudah Studkol maka 100% bisa kuliah di Jerman, belum tentu karena diakhir Studkol kalian harus mengikuti satu ujian lagi yang namanya Feststellungsprüfung. Viel Erfolg...

Flixbus Erstattung bei Verspätungen - Bus telat, uang kembali

Buru-buru ngejar bus dan setelah sampai di halte bus, lega rasanya kalau tau bus belum datang. Cuma kalau tiba-tiba dapat SMS yang isinya bilang bahwa bus akan telat kurang lebih 180 menit, apa masih bisa tenang? Tiket udah dibeli, bus ga dateng, lah duit gw gimana? Mungkin kalau hal tersebut terjadi di Indonesia, pasti akan ada rasa waswas karena takut uang ga kembali, tapi disini ga ada yang kayak begitu. Kalau pihak bus sudah bilang akan diganti berarti ya diganti, kita cuma perlu isi formulirnya yang bisa di download disini.

Kita cuma perlu isi nama, alamat, nomer telpon dan email, informasi mengenai bus yang semula akan ditumpangi, serta nomor rekening dan kode banknya. Kalau formulir tersebut sudah di isi, maka dikirim via pos beserta dengan printou tiket dan juga kwitansi pembayaran ke alamat FlixBus khusus untuk service pelanggan:


FlixBus GmbH 
Kundenservice 
Sandstraße 3
80335 München


Besoknya pihak FlixBus akan menghubungi lewat email bahwa uang akan diproses, biasanya sih prosesnya biasanya memakan waktu kurang lebih dua sampai tiga minggu. Jika dalam tempo waktu dua sampai tiga minggu uang belum masuk ke rekening, pihak yang bersangkutan akan menghubungi customer melalui email atau pos. Jika lebih dari dua minggu uang belum masuk, biasanya terjadi kesalahan pada dokumen yang dikirim, umumnya karena kwitansi yang dikirim bukan yang asli melainkan kopiannya. Kopian dari kwitansi pembayaran yang asli meskipun terdapat stempel dan tandatangan instansi, tidak berlaku dalam proses refund baik itu untuk tiket maupun kwitansi pembayaran dari dokter. Jadi sebelum dikirim sebaiknya di cek ulang apakah dokumen yang akan dikirim tersebut original atau kopiannya. Jika dokumen yang dikirim ulang sudah sampai, maka akan diproses kembali selama 1 sampai dua minggu. Uang akan dikembalikan melalui nomor rekening yang tercantum sejumlah harga tiket yang dibeli. So, tenang aja, uang yang diterima ga akan kena potongan biaya administrasi, apalagi uang rokok :D

Bahn Streik - Demo, kereta susah dimana-mana

Derita anak kos yaitu menghemat uang sampai ke recehan dan sangat membuat emosi kalau buka lemari dan ga ada baju bersih karena semua belum dicuci karena niat mau irit duit. Sekali nyuci 2 €, dikali empat untuk nyuci baju putih, hitam dan warna serta pake mesin pengering karena malas harus jemur dan nyetrika, jadi total 8 €. Mending beli kebutuhan dapur seminggu kan daripada nyuci? Untuk mengakalinya maka tiap seminggu sekali gw pergi naek kereta ke provinsi tetangga, demi numpang nyuci dan makan makanan bergizi karena untuk pergi kesana gw ga perlu beli karcis kereta soalnya kartu mahasiswa gw bisa dipake untuk naek kereta sampai kesana. Apesnya buat gw, bulan ini perusahaan kereta jerman atau Deutsche Bahn udah demo sebanyak empat kali dalam sebulan, yang akibatnya kereta banyak yang ga beroperasi.


Jadwal kereta yang tidak beroperasi karena demo


Tanda merah diatas itu yang ada segitiga dan tanda serunya merupakan ciri kalau kereta tersebut ga beroperasi. HHhhhhhh, jadwal tersebut adalah jadwal gw besok buat ambil titipan dan titip lagi titipan buat orang rumah dan dia yang berulang tahun, padahal gw udah seneng eh ga taunya pas liat jadwal ternyata keretanya ga beroperasi :'(.


Informasi detail mengenai kereta yang tidak beroperasi



Cuma ga usah takut ga bisa pergi karena demo, karena pasti ada informasi yang diberikan dari pihak DB seperti kereta mana yang tidak beroperasi dan diganti menggunakan kereta yang mana. Infonya juga selalu update dan bisa di cek kapan pun kita mau di situsnya.


Jadwal kereta pengganti

Kalau beberapa tahun lalu mungkin jika ada demo akan berdampak besar ke masyarakat karena sistem transportasi saat itu benar-benar lumpuh, karena beberapa tahun kebelakang sistem transportasi dimonopoli oleh DB. Untungnya sekarang bermunculan armada transportasi lain yang bisa digunakan seperti contohnya meinfernbus, flixbus, deinbus, atau blablacar juga mitfahrgelegenheit dan harganya juga ga kalah bersaing bahkan banyak yang lebih murah.

Rajin-rajin update info ya teman kalau mau bepergian pas lagi banyak demo kayak gini. Safe drive...


DSH (Deutsche Sprachprüfung für den Hochschulzugang)

Wow, ternyata gw punya blog dan ternyata masih hidup sampai saat ini - kirain bakal mati kayak rekening yang tiga bulan ga dikasih makan. Hampir dua tahun ternyata dari kali terakhir gw nulis blog ini, banyak susah yang diumpetin, banyak senang yang sayangnya ga bisa dipamerin, kegagalan yang malu-maluin, kesuksesan yang bikin gw jadi disebelin, tawa yang bikin gw dikira gila dan lain sebagainya.

Iseng-iseng mulai nulis lagi setelah kemaren-kemaren terlibat dengan yang namanya DSH (Deutsche Sprachprüfung für den Hochschulzugang) yang emang bener-bener duuhhhh susah dan hese. Sesusah itukah? Iya. Iya susah kalau kalian ga belajar dan nulisnya lama kayak gw dan begonya ga tahu itu jam berapa, efek kebiasaan liat jam di HP jadi sekalinya HP dimatiin gagal deh ujiannya -_-".

Sebenernya kalian tahu ga sih apa itu DSH? Dari namanya mungkin bisa ditebak bahwa si DSH ini ujian bahasa Jerman untuk perguruan tinggi, gitu lah kira-kira terjemahan asalnya. Kalau ga ada si DSH ini, maka kalian ga bisa kuliah di Jerman. Doch, sebenernya bisa juga pake ujian bahasa lainnya cuma untuk kali ini kita stay aja di DSH based on judul. Ok lanjut..

DSH ini diselenggarakannya oleh beberapa Universitas dan Fachhochschule (sejenis sekolah tinggi keahlian) di Jerman yang biasanya diselenggarakan sekitar dua sampai lima kali dalam satu tahun. Level kesulitan bahasanya mulai dari B1 sampai dengan C1 dan yang paling banyak muncul yaitu 25% B2 dan sisanya C1. Materi yang diujiankan terdiri dari dua bagian yaitu ujian tulis dan ujian lisan, dimana ujian tulis memuat empat kompetensi yaitu Verstehen und Verarbeiten eines Hörtextes (Hörverstehen), Leseverstehen und wissenschaftssprachliche Stukturen, dan Vorgabenorientierte Textproduktion. 

Kita punya waktu sekitar 80 - 90 menit untuk mengerjakan Verstehen und Verarbeiten eines Hörtextes (Hörverstehen). Teksnya panjangnya kebangetan dan cuma dikasih dengar dua kali aja, dua kali, coba bayangin. Setelah denger satu kali, lalu dibagikan itu lembar isian atau soal atau kalau udah duluan dibagikan berarti saat itulah teks boleh dibalik. Baca soal-soalnya dan bikin poin-poin penambah di kertas coret-coretan kalian supaya nanti disaat poin tersebut dibacakan, kalian bisa dengan mudah menulis isinya walau dikenyataan sebenernya tetep aja susah. Setelah teks dua kali dibaca, maka waktu untuk mengerjakan soal-soal tersebut dimulai, sekitar 50 menit. Jadi 10 menit untuk teks pertama, 10 menit berikutnya untuk teks kedua dan 50 menit untuk mengerjakan soal.

Kalau 90 menit pertama sudah selesai maka pengawas dengan buasnya akan mengambil lembar jawaban kalian, jangan berharap dikasih belas kasihan yang ada kertasnya sobek karena situ rebutan kertas sama pengawas. Masuk bagian ujian kedua yaitu Leseverstehen und wissenschaftssprachliche Stukturen, yang isinya teks yang sangat panjang dan harus di isi soalnya yang biasanya terdiri dari pilihan ganda dan uraian atau sialnya uraian semua. Uraian tersebut isinya jangan sama persis plek kayak yang ada di teks, harus di ubah-ubah gitu kalau ga kalian ga akan dapat nilai. Jumlah soalnya biasanya lima sampai sepuluh soal untuk teks dan begitu pula untuk wissenschaftssprachliche Stukturen, jadi totalnya 20 dan kalian punya waktu untuk mengerjakan soal tersebut selama 90 menit. Pengalaman yang udah kemaren, biasanya 60 menit untuk ngerjain teks dan sisanya untuk wissenschaftssprachliche Stukturen.

Kompetensi terakhir yang diujiankan yaitu Vorgabenorientierte Textproduktion, dimana kalian harus menulis teks dari diagram, grafik, tabel atau gambar yang ada. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan bagian ini yaitu 60 menit dan biasanya teks yang ditulis kurang lebih harus terdiri atas 200 kata. Caranya bisa tahu itu 200 apa belum? Dihitung!!! Poin soalnya sih biasanya cuma tiga, yaitu: nulis judul dan sumber dari berita tersebut, apa yang menarik perhatian kalian disitu dan bagaimana kondisi tema tersebut dinegara asal kalian serta apa pendapat kalian dan bagaimana solusinya.

Dari ujian sampai pengumuman kelulusan biasanya berjarak satu atau dua hari mungkin juga tiga. Kalau kalian lulus maka kalian akan diundang untuk mengikuti die mündliche Prüfung atau tes lisan yang untungnya cuma 15 atau 20 menit sodara-sodara. Temanya sama seperti dalam Vorgabenorientierte Textproduktion cuma bedanya ini ga ditulis dan ga harus terdiri atas 200 kata. Yang kalian hadapi bukan lagi kertas dan pena melainkan manusia hidup, iya betul manusia dan dia hidup, karena di ujian tertentu yang kalian hadapi itu komputer yang bersuara. Cuma ga semua orang harus ikut ujian lisan, ada beberapa aspek yang membebaskan seseorang dari ujian lisan, yang pertama dia ga lulus dan yang kedua mungkin nilainya sangat bagus atau bisa juga karena dia ikut kursus disana dan pengujinya sudah tahu kemampuan lisan orang tersebut. Hanya penguji yang tahu.

Terus kalau DSH udah beres, apa bisa langsung diterima di universitas? Belum tentu karena nilai DSH kalian harus sesuai dengan ketentuan yakni DSH 2. Ada empat nilai sebenernya di DSH:
1. Ga lulus
2. DSH 1: kalau jumlah akumulasi dari ujian tulis dan lisan ga lebih dari 57% (Niveau B2 des GERR1)
3. DSH 2: ini udah bisa masuk universitas dan nilai DSH 2 ini didapat jika nilai ujian tulis dan lisan sekitar 67% (Niveau C1 des GERR)
4. DSH 3: yang ini keren banget, karena nilai akumulasinya 82% (Niveau C2 des GERR) 

Nah, mumpung masih ada waktu jadi belajar dari sekarang, latihan dengerin artikel sambil nulis poin pentingnya, baca koran lalu coba ambil kesimpulannya dan diskusi mengenai tema tersebut bisa lisan atau tulis, dan latihan gramatik karena gramatik yang keluar di DSH itu ga lebih dari 15 macem, kurang malah :D

Kalau mau cari info mengenai jadwal DSH bisa dibuka disini.

Na dann, viel Erfolg...





1GERR = Gemeinsamer europäischer Referenzrahmen.


Kerja Sambilan di Jerman (Part II): Kerja (Sebagian Gelap) di Sembilan Tempat yang Berbeda

Bulan-bulan pertama setelah aku keluar dari rumah Gastfamilie  merupakan bulan-bulan yang sulit banget buat aku. Gak hanya dari segi keuanga...